Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai kepercayaan publik terhadap pasar modal Indonesia masih terus meningkat, meski sempat terpukul akibat pandemi COVID-19 yang melanda Tanah Air sejak Maret 2020 lalu.Pasar modal Indonesia juga tidak luput dari tekanan pandemi. Kinerja IHSG sempat terpuruk ke titik terendahnya yaitu sebesar 3.937 poin pada Maret, namun pada 19 Oktober 2020 IHSG sudah kembali menguat dan berada pada posisi 5.126 poin
"Pasar modal Indonesia juga tidak luput dari tekanan pandemi. Kinerja IHSG sempat terpuruk ke titik terendahnya yaitu sebesar 3.937 poin pada Maret, namun pada 19 Oktober 2020 IHSG sudah kembali menguat dan berada pada posisi 5.126 poin dengan market cap mencapai Rp5.960 triliun. Kondisi IHSG saat ini secara year to date masih lebih baik jika dibandingkan peer country di ASEAN seperti Singapura, Filipina, dan Thailand," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen dalam seminar Capital Market Summit & Expo 2020 di Jakarta, Selasa.
Hingga 19 Oktober 2020, tercatat indeks bursa Singapura mengalami penurunan sebesar 21,06 persen (year to date/ytd), indeks bursa Filipina turun sebesar 22,98 persen (ytd), dan indeks bursa Thailand saat ini turun 23,41 persen. Sedangkan IHSG mengalami penurunan 18,62 persen.
Baca juga: Mengejar pertumbuhan pasar modal ketika pagebluk
Sementara itu jumlah perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana (IPO) selama 2020 telah mencapai 45 emiten baik saham maupun efek bersifat utang dan sukuk dengan total nilai emisi sebesar Rp7,1 triliun. Hoesen menuturkan, penambahan jumlah emiten tersebut tertinggi di kawasan ASEAN.
Sedangkan jumlah investor pasar modal terus meningkat dengan Single Investor Identification (SID) pada 25 September 2020 mencapai 3,23 juta SID atau naik 30 persen dibandingkan per 31 Desember 2019 sebanyak 2,48 juta SID.
"Hal ini membuktikan bahwa kepercayaan publik terhadap pasar modal masih terus meningkat," ujar Hoesen.
Baca juga: OJK: Investor pasar modal tumbuh meski ada sentimen negatif
Hoesen juga menyebut pasar modal Indonesia pun mengapresiasi komitmen pemerintah untuk terus mendorong percepatan pemulihan ekonomi serta ketahanan sektor riil melalui berbagai kebijakan yang telah ditempuh.
OJK pun turut andil, kata dia, mengeluarkan berbagai kebijakan strategis khususnya di bidang pasar modal. Sepanjang 2020, OJK telah mengeluarkan paling tidak 35 kebijakan di bidang pasar modal berfokus pada tiga hal. Pertama, relaksasi bagi pelaku industri yang meliputi 12 kebijakan, pengendalian volatilitas sebanyak 9 kebijakan, dan kemudahan perizinan dan penyampaian dokumen serta pelaporan 4 kebijakan.
"Dalam hal diperlukan, OJK akan kembali mengeluarkan kebijakan stimulus untuk menjaga stabilitas pasar modal Indonesia," katanya.
Baca juga: Ketua OJK ingin bursa efek Indonesia lakukan pendalaman pasar lagi
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020