Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan Early Childhood Education and Development (ECDI) berfungsi untuk mengevaluasi dan memonitor capaian perkembangan anak usia dini di Indonesia.Selain itu ECDI juga dapat disandingkan dengan tataran global dalam rangka pemenuhan 'Sustainable Development Goals', khususnya untuk indikator 4.2.1 yaitu proporsi anak usia di bawah lima tahun yang berkembang dengan baik dalam bidang kesehatan, pem
"Selain itu ECDI juga dapat disandingkan dengan tataran global dalam rangka pemenuhan 'Sustainable Development Goals', khususnya untuk indikator 4.2.1 yaitu proporsi anak usia di bawah lima tahun yang berkembang dengan baik dalam bidang kesehatan, pembelajaran dan psikososial," katanya di Jakarta, Selasa.
Pemerintah Indonesia, kata dia, sejatinya telah berupaya mewujudkan pembangunan anak usia dini melalui Peraturan Presiden (Perpres) nomor 60 tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI).
Kebijakan PAUD HI memiliki tujuan memenuhi kebutuhan esensial anak secara utuh, melindungi anak dari perlakuan salah dan menyelenggarakan pelayanan anak usia dini secara terintegrasi.
"PAUD HI juga bagian dari proses implementasi kerangka 'nurturing care' WHO di Indonesia," katanya.
Untuk mengukur keberhasilan dari kebijakan PAUD HI yang disusun pemerintah melalui Perpres nomor 60 tahun 2013 tersebut maka kehadiran ECDI pada 2018 diharapkan dapat memonitor sekaligus mengevaluasi capaian.
Pengukuran ECDI berpedoman pada Multiple Indicator Cluster Survey (MICS) 6 yang dikembangkan oleh Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa(UNICEF) dan mitra pemerhati anak usia dini.
Dalam prosesnya terdapat 10 pertanyaan yang digunakan dalam mengukur capaian perkembangan anak usia dini 26 sampai 59 bulan yang kemudian diklasifikasikan dalam empat dimensi.
"Pertama, dimensi literasi numerasi, dimensi kemampuan fisik, dimensi kemampuan sosial emosional dan dimensi kemampuan belajar," katanya.
Secara umum, capaian ECDI Indonesia pada 2018 memberikan gambaran yang relatif baik dengan nilai 88,3. Dari nilai tersebut kemampuan fisik dan kemampuan belajar menyumbang angka tertinggi masing-masing 97,9 dan 95,2.
Artinya, lebih dari 95 persen anak usia dini di Indonesia memiliki kemampuan fisik dan belajar yang sesuai dengan usia dan tahapan perkembangan.
Sedangkan capaian literasi dan kemampuan sosial emosional masing-masing hanya 64,6 dan 69,8. Merujuk dari hasil tersebut, pemerintah terutama pihak terkait harus lebih meningkatkan keempat dimensi yang dijadikan indikator penilaian ECDI.
"Sebab, keempat dimensi tersebut saling terkait dan menentukan capaian perkembangan anak usia dini," demikian Suhariyanto .
Baca juga: Mendikbud tekankan pentingnya kualitas interaksi guru-murid di PAUD
Baca juga: PAUD harus mencakup seluruh dimensi, sebut Direktur Bappenas
Baca juga: Dana BOP PAUD dapat digunakan untuk pembiayaan honor pendidik pada BDR
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020