"Krisis ekonomi pada masa pandemi ini harus segera mungkin dicarikan solusinya. Salah satunya dengan cara menumbuhkan semangat masyarakat untuk membangun wirausaha," kata Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Apalagi jumlah wirausahawan di Indonesia, kata dia, lebih sedikit dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura.
Baca juga: Wakil Ketua MPR: Waspadai COVID-19 saat libur panjang
Mengutip Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia yang menjadi wirausahawan baru sekitar 3,1 persen dari populasi atau kurang dari 2 juta wirausahawan. Sementara Entrepreneurship Global Index 2018 mencatat rasio wirausahawan di Malaysia, Thailand, dan Singapura masing-masing 6 persen, 5 persen, dan 7 persen dari populasi penduduk.
Menurut dia, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, dalam upaya membantu UMKM bangkit dari dampak pandemi menawarkan bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp2,4 juta.
Baca juga: Wakil Ketua MPR: Pola komunikasi kebijakan publik harus diperbaiki
Berdasarkan data Kemenkop dan UKM, bantuan program tahap II akan menyasar tiga juta pelaku usaha mikro. Pemerintah menargetkan hingga akhir 2020 program BLT untuk UMKM itu mampu menjangkau 12 juta pelaku usaha.
Menurut Lestari Moerdijat, fasilitas tersebut sebaiknya segera dimanfaatkan masyarakat dengan tetap menjaga transparansi dalam penyaluran.
Ia meminta pemerintah untuk memberi tambahan keterampilan yang dibutuhkan para pelaku wirausaha dan menumbuhkan ide kreatif dalam menyikapi kenormalan baru di masa pandemi ini.
Baca juga: MPR: Sosialisasikan protokol kesehatan di keluarga secara masif
Dengan langkah tersebut, kata dia, diharapkan peluang keberhasilan dalam membangun kembali UMKM pada masa pandemi lebih besar.
"Tentu saja harus dibarengi dengan tetap menegakkan disiplin protokol kesehatan dalam pelaksanaannya," ujar dia.
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020