• Beranda
  • Berita
  • Bantul aktifkan pos siaga darurat bencana di desa-desa

Bantul aktifkan pos siaga darurat bencana di desa-desa

21 Oktober 2020 10:04 WIB
Bantul aktifkan pos siaga darurat bencana di desa-desa
Petugas melakukan perawatan alat early warning system (EWS) atau alat peringatan dini tanah longsor di Desa Munthuk, Dlingo, Bantul, DI Yogyakarta, Rabu (16/1/2019). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/pd/aa.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengaktifkan pos siaga darurat bencana banjir, tanah longsor, dan angin kencang di desa-desa guna menekan dampak bencana selama musim hujan.

Manajer Pusat Pengendalian Operasional Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Aka Luk Luk Firmansyah di Bantul, Rabu, menjelaskan bahwa ada 20 pos siaga darurat bencana yang diaktifkan di desa-desa yang rawan menghadapi bencana selama musim penghujan.

Desa-desa yang dia maksud adalah Srimartani, Srimulyo, Pleret, Wonolelo, Wukirsari, Selopamioro, Seloharjo, Sriharjo, Tirtonirmolo, Banguntapan, Bangunharjo, Bangunjiwo, Guwosari, Mangunan, Girirejo, Trimulyo, Sidomulyo, Sumbermulyo, Srigading, dan Parangtritis.

Aka Luk Luk Firmansyah mengatakan bahwa Pos Komando Siaga Darurat di Kantor BPBD Bantul juga diaktifkan untuk menghadapi kemungkinan kejadian bencana selama musim penghujan.

Ia menjelaskan, aktivasi posko mencakup penyiapan personel serta sarana-prasarana pendukung upaya pemantauan, penanggulangan, dan pelaporan kejadian bencana.

Selain mengaktifkan posko, ia mengatakan, BPBD memetakan kekuatan dan kapasitas penanggulangan bencana serta membangun sinergi dan komunikasi antar-pemangku kepentingan yang terkait dengan upaya pencegahan dan penanganan bencana.

Dia juga mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Bantul menetapkan status siaga darurat bencana banjir, tanah longsor, dan angin kencang setelah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan pemberitahuan mengenai potensi La Nina dan kemungkinan dampaknya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Menurut BMKG puncak musim hujan di DIY pada Januari-Februari, namun hingga akhir tahun 2020 ini diminta untuk mewaspadai La Nina yang akan menambah curah hujan, berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi," katanya.

Baca juga:
BPBD Bantul targetkan semua desa menjadi desa tangguh bencana
BNPB tekankan pentingnya mitigasi nonstruktural untuk antisipasi La Nina

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020