• Beranda
  • Berita
  • La Nina, BMKG prediksi curah hujan di Bantul 50 persen di atas normal

La Nina, BMKG prediksi curah hujan di Bantul 50 persen di atas normal

21 Oktober 2020 15:43 WIB
La Nina, BMKG prediksi curah hujan di Bantul 50 persen di atas normal
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas usai audiensi dengan Pemkab Bantul di Bantul, DIY (Foto ANTARA/Hery Sidik)

bahkan diprediksi bisa mencapai di atas 50 persen dari normalnya

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta memprediksi curah hujan di wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada musim hujan tahun 2020/2021 mengalami peningkatan hingga 50 persen dibanding curah hujan dalam kondisi normal.

"Jadi memang untuk saat ini curah hujan di wilayah Bantul akan bertambah 20 hingga 40 persen, bahkan diprediksi bisa mencapai di atas 50 persen dari normalnya," kata Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas usai audiensi dengan Pemkab Bantul di Bantul, Rabu.

Peningkatan curah hujan di wilayah Bantul hingga mencapai 50 persen tersebut diakibatkan dampak fenomena alam La Nina yang terjadi di wilayah Indonesia dan akan berdampak pada peningkatan curah hujan di wilayah Yogyakarta, khususnya di Kabupaten Bantul.

Baca juga: Musim bencana, BNPB ajak warga selalu ikuti informasi dari BMKG

"Prediksi kami bahwa fenomena La Nina ini akan terjadi sampai enam bulan ke depan, jadi dari Oktober sampai dengan Maret, tetapi memang berangsur-angsur akan meluruh di bulan Maret," katanya.

Menurut dia, hasil pantauan dalam dua bulan bertutut-turut dari Agustus September, anomali suhu muka laut di pasifik tengah sekitar ekuator atau khatulistiwa bernilai negatif, dan BMKG memprediksi anomali suhu muka laut yang negatif ini akan terus eksis dan semakin minus sampai dengan Maret.

Baca juga: BMKG Juanda: Puluhan kabupaten/kota di Jatim berpotensi angin kencang

Baca juga: Waspada potensi hujan lebat akibat pengaruh MJO di fase awal La Nina


"Tetapi puncaknya adalah Januari minus 1,4, dengan demikian fenomena alam La Nina dari lemah hingga moderat sudah merambah naik, jadi fenomena La Nina bukan suatu badai, tapi fenomena alam biasa yang ditandai dengan anomali suhu muka laut yang bernilai minus di Pasifik tengah sekitar ekuator," kata Reni.

Dia mengatakan dengan adanya fenomena La Nina yang bersamaan dengan awal masuknya musim hujan tahun 2020/2021, semua pihak  termasuk masyarakat harus mengantisipasi sedini mungkin dampak curah hujan yang berlebih.

"Saat ini juga kita ketahui bersama bahwa wilayah Bantul merupakan daerah hilir, jadi kalau ada curah hujan tinggi potensi terjadinya bahaya banjir di Bantul juga cukup signifikan," katanya.

Baca juga: BMKG : Waspadai puncak La Nina saat musim hujan Desember-Januari

Baca juga: BMKG sebut 27,5 persen wilayah RI alami hujan di atas normal

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020