• Beranda
  • Berita
  • PMI gandeng masyarakat dalam cegah dan tangani potensi bencana

PMI gandeng masyarakat dalam cegah dan tangani potensi bencana

21 Oktober 2020 19:46 WIB
PMI gandeng masyarakat dalam cegah dan tangani potensi bencana
Sekretaris Jenderal PMI Sudirman Said berbicara dalam konferensi pers virtual, Jakarta, Rabu (21/10/2020). (ANTARA/HO-Humas PMI)
Palang Merah Indonesia (PMI) menyerukan kesiapsiagaan relawan dan menggandeng warga masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanganan menghadapi potensi bencana.

“Kami buat kebijakan nasional, kemudian dijabarkan dan disosialisasikan ke PMI di daerah. Kami juga melibatkan masyarakat dalam aksi dini kesiapsiagaan ini, untuk memaksimalkan peran anggota SIBAT (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat) PMI di tingkat desa," kata Sekretaris Jenderal PMI Sudirman Said melalui keterangan pers yang diterima ANTARA, di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan saat ini Indonesia tengah menghadapi fenomena La Nina di Samudera Pasifik dengan intensitas sedang yang mengakibatkan anomali cuaca berupa peningkatan akumulasi curah hujan hingga 40 persen.

Baca juga: PMI Jakbar bagikan 43.200 paket sabun dukung kampanye cuci tangan

Kondisi cuaca ekstrem akibat La Nina tersebut telah menyebabkan dan masih berpotensi menyebabkan terjadinya banjir, longsor, banjir bandang dan permasalahan kesehatan lainnya.

Puncak dari dampak La Nina diperkirakan akan mulai terjadi pada November tahun ini dan diprediksi berakhir pada Maret atau April 2021.

Untuk mengantisipasi dampak La Nina yang muncul di tengah pandemi, PMI menyerukan kesiapsiagaan relawan menghadapi potensi bencana akibat fenomena alam tersebut.

PMI di semua tingkatan dari provinsi hingga kabupaten/kota diminta menyiapkan rencana pencegahan serta penanganan bencana akibat cuaca ekstrem tersebut. PMI juga akan menyiapkan protokol penanganan bencana di tengah pandemi COVID-19.

Sudirman Said menjelaskan bahwa PMI telah menyusun kebijakan nasional tentang Tanggap Darurat Banjir (TDB) dan akan menyosialisasikannya kepada PMI di propinsi dan kabupaten/kota.

Baca juga: PMI salurkan bantuan untuk korban banjir bandang Donggala

Sampai saat ini, kata Sudirman, anggota Sibat PMI telah mencapai 20.100 personel yang tersebar di 1.005 Desa di 23 Propinsi di Indonesia. Keberadaan Sibat di wilayah rawan bencana tersebut diharapkan akan memudahkan antisipasi dan aksi dini di masyarakat, misalnya dengan mempromosikan perilaku tangguh bencana mulai dari tingkat keluarga sampai masyarakat,” katanya.

"PMI juga mengumpulkan informasi dari otoritas pemerintah (BMKG dan BNPB) terkait dampak La Nina. Kemudian, PMI mengkaji dan menerjemahkannya ke dalam bahasa aksi masyarakat," kata Sudirman lebih lanjut.

“Bersama-sama dengan stakeholder lainnya, kami akan menggerakkan masyarakat melakukan aksi dini salah satunya dengan menggunakan teknologi forecast untuk mengetahui perkiraan mengenai cuaca,” ujarnya.

Dalam membantu upaya pemerintah menangani bencana, PMI juga menyiapkan stok berupa perlengkapan kebersihan, perlengkapan bayi, perlengkapan keluarga, terpal dan selimut untuk menghadapi bencana di 6 gudang regional PMI yang tersebar di Sumatera Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan.

“Kesiapan 6 gudang regional PMI dapat mengcover sebanyak 25 juta jiwa, di Banten dan Jawa Timur PMI menyiapkan kebutuhan hygiene kit, baby kit, family kit, terpal dan selimut untuk kebutuhan 5.000 Kepala Keluarga (KK). Sementara untuk Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan PMI menyiapkan untuk 2.000 KK,” kata Sudirman Said.

Selain menyiapkan langkah kesiapsiagaan dan aksi dini, PMI juga tengah menyiapkan penanganan bencana di tengah pandemi.

Sementara itu, Kepala Divisi Penanganan Bencana PMI Muhammad Arifin mengatakan protokol kesehatan juga akan diterapkan pada semua upaya kesiapsiagaan. Protokol kesehatan seperti pengecekan suhu, pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak diterapkan untuk melindungi penyintas dan relawan.

“Shelter pengungsian juga diatur dengan memenuhi standar ventilasi, social distancing dan nanti perlu disediakan fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan sediakan masker,” kata Arifin.

Baca juga: Musim bencana, BNPB ajak warga selalu ikuti informasi dari BMKG
Baca juga: Mengenal cara-cara sederhana mencegah banjir
Baca juga: Sosialisasi ancaman bencana hidrometeorologi perlu digencarkan

 

Pewarta: Katriana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020