"Faktanya kemarin para pelajar diberikan tugas banyak sekali, kita tidak tau apakah pemberian tugas ini setelah kita berikan imbauan soal akan ada unjuk rasa dan tugas diberikan kepada adik-adik kita, terakhir yang unjuk rasa kemarin (tanggal 20 Oktober) sangat sedikit pelajar yang diamankan," kata AKBP Agus di Mako Polres Metro Jakarta Selatan, Kamis.
Keterlibatan pelajar dalam unjuk rasa menjadi perhatian serius banyak pihak. Terlebih unjuk rasa tersebut berlangsung anarkis hingga merusak sejumlah fasilitas umum.
Polres Metro Jakarta Selatan bersama Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Selatan pada Jumat (16/10) elah sepakat untuk melakukan upaya pencegahan pemanfaatan pelajar ikut aksi demonstrasi lewat pemberian tugas dan kewajiban absen pagi, siang dan sore harinya.
Dari hasil penelusuran Polres Metro Jakarta Selatan selama dua hari terakhir, saat gelombang unjuk rasa masih terjadi, orangbtua murid yang anaknya sekolah di Jakarta Selatan mengaku anak-anaknya diberikan tugas sebanyak empat bab oleh pihak sekolah.
Menurut Agus, pemberian tugas sekolah ini sangat tepat sasaran dan bermanfaat untuk mencegah pelajar yang ikut-ikutan atau iseng ikut demo.
Selain itu, koordinasi yang dibangun oleh Polres Metro dengan Sudin Pendidikan Jakarta Selatan yang menginformasikan akan ada demonstrasi pada H-1 aksi, maka sekolah dibantu orang tua mengawasi anak-anaknya mengerjakan tugas sekolah di rumah.
Baca juga: Untuk cegah ikut aksi, pelajar di Jakarta Selatan wajib absensi
Baca juga: Ada indikasi pelajar dimanfaatkan untuk ikut demo Pada pengamanan demonstrasi hari Selasa (20/10) pihaknya mengamankan 10 orang yang kedapatan akan ikut aksi ke Istana Merdeka.
Jumlah tersebut lebih sedikit dibanding pada gelombang demonstrasi pada 7-8 Oktober yang mencapai 100 lebih anak.
Agus juga menerima laporan dari anggotanya yang anaknya bersekolah di Jakarta Selatan. Anaknya mendapat tugas belajar sebanyak empat bab, yang mana pengerjaannya tidak selesai dalam dua hari.
Polres Metro Jakarta Selatan telah menemukan fakta adanya pelajar yang dimanfaatkan ikut dalam unjuk rasa yang berakhir ricuh. Selain itu, ada upaya iming yang diberikan kepada pelajar yang ikut aksi.
Fakta tersebut diperoleh dari pendataan yang dilakukan kepada sejumlah pelajar yang diamankan saat hendak ikut aksi ke Istana Merdeka Jakarta pada 7-8 Oktober 2020.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020