Trestle ini menjadi yang terpanjang dalam sejarah WIKA... untuk memperoleh kedalaman air yang cukup agar kapal berukuran sampai 100.000 DWT bisa berlabuh...
Trestle merupakan jembatan penghubung antara dermaga dengan area darat yang biasanya dimiliki oleh pelabuhan besar dengan dermaga yang berlokasi di tepi laut.
"Trestle ini menjadi yang terpanjang dalam sejarah WIKA dan telah disepakati bersama owner juga agar tidak terlalu dekat jaraknya ke darat untuk memperoleh kedalaman air yang cukup agar kapal berukuran sampai 100.000 DWT bisa berlabuh, yaitu kedalaman 17 meter," ujar Direktur Operasi I WIKA (Persero) Hananto Aji di Jakarta, Jumat.
Menyesuaikan struktur dan kedalaman yang dibutuhkan, kata dia, Tim Proyek membangun trestle sepanjang 3.374 meter.
Dikemukakan, struktur trestle ini terbagi atas dua bagian yaitu struktur bawah dan struktur atas. Struktur bawah terdiri atas Concrete Spun Pile (CSP) diameter 800 dan 600 milimeter, serta free standing atau tiang yang berdiri bebas di atas tanah dasar, dari 4 meter sampai dengan 17 meter.
Baca juga: Waskita : Pekerja di Terminal Kijing utamakan masyarakat lokal
Sedangkan struktur atas atau deck, lanjut dia, menggunakan sistem girder simple span made continuous bentang 21,6 dan 24,6 meter.
Hananto Aji mengatakan sistem girder dengan bentang menengah itu dapat mempercepat konstruksi dibanding sistem pile slab dengan bentang pendek (5-12 meter) karena mampu mengurangi jumlah pemancangan tiang di laut yang butuh waktu lama dengan tingkat resiko hambatan pekerjaan tinggi.
Terdiri dari empat lajur dengan dua jalur masing-masing, lanjut dia, jembatan ini dikerjakan menggunakan slab girder full precast yang juga pertama kali diterapkan di pekerjaan sejenis dan dapat dimanfaatkan sebagai akses konstruksi sehingga juga mempercepat prosesnya.
Ia menjelaskan pada metode ini precast telah dirakit sebelumnya dan tidak membutuhkan pengecoran slab di atas tongkang di laut untuk meminimalisir resiko serta mempercepat proses konstruksi.
"Bukan hanya itu, kita juga menggunakan tiga crane di atas tiga tongkang yang bekerja secara paralel untuk melakukan instalasi girder dan plat precast," katanya.
Baca juga: IPC targetkan Terminal Kijing rampung kuartal keempat tahun ini
Ia menyampaikan bahwa segala upaya dan terobosan yang dilakukan tim proyek membuahkan hasil akan selesainya trestle ini dalam waktu yang lebih cepat dari umumnya pekerjaan trestle yang dilaksanakan.
Pencapaian ini pun, lanjut dia, tidak serta merta menjadi milik tim proyek saja, karena juga didukung oleh keterlibatan anak perusahaan, WIKA Beton pada suplai PCI Girder dan WIKA Rekayasa Konstruksi pada instalasi MEP untuk proses finishing jembatan.
Saat terpasang nanti, kata dia, trestle terpanjang di Indonesia itu akan masuk dalam rangkaian milestone yang telah dicatatkan oleh WIKA. Pada proyek ini, WIKA juga meraih penghargaan atas 2,9 juta jam kerja selamat.
Sejumlah rekor penting juga telah dicatatkan oleh WIKA Group diantaranya pembangunan underpass Yogyakarta International Airport yang merupakan underpass terpanjang di Indonesia.
Dua rekor lainnya ditorehkan oleh entitas anak, WIKA Gedung yaitu Pelaksana Alih Fungsi RS BUMN menjadi RS Rujukan COVID-19 Tercepat di RS Pertamina Jaya Jakarta hanya dalam waktu pengerjaan 16 hari kerja dan Pelaksana Pembangunan RS BUMN Rujukan COVID-19 Modular dengan Ruang Rawat Inap Terbanyak di RSPP Extension COVID-19 Simprug Jakarta, yang berhasil menyediakan fasilitas penanganan pasien COVID-19 sebanyak 300 ruang rawat inap.
Baca juga: Terminal Kijing tunjang sarana perpindahan ibu kota negara
Baca juga: Pelabuhan Terminal Kijing, pendulum baru ekonomi
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020