Pakar obat biokimia IPB University Husnawati mengatakan dalam beberapa kasus masyarakat kesulitan membedakan suplemen, obat dan pangan sehingga perlu kembali dijelaskan mengenai ketidaksamaan tiga hal tersebut.apa bedanya suplemen dengan bahan pangan ataupun obat
"Masyarakat perlu tahu apa bedanya suplemen dengan bahan pangan ataupun obat karena pemahaman tentang ini masih kurang," kata Husna dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan suplemen merupakan produk yang dikonsumsi secara oral atau lewat mulut untuk memberikan tambahan zat bisa berupa nutrisi spesifik, vitamin, mineral atau senyawa metabolit sekunder untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Suplemen, kata dia, sifatnya sebagai zat tambahan yang nantinya akan menunjang kesehatan tubuh.
Baca juga: IPB University bantu keterpurukan pelaku UMKM melalui keamanan pangan
Baca juga: Kuliah singkat satwa primata IPB University diikuti peserta 21 negara
Kemudian pangan, lanjut dia, adalah makanan dan minuman yang dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan gizi tubuh. Sementara obat adalah materi yang dikonsumsi untuk menyembuhkan penyakit.
Menurut dr Husna, dari segi medis, suplemen itu bukan obat yang langsung bekerja mengobati suatu penyakit. Akan tetapi, suplemen dapat menjadi terapi pendukung untuk membantu fungsi tubuh agar dapat bekerja optimal memperbaiki masalah di dalam tubuhnya.
"Sebenarnya, saat ini sudah banyak suplemen herbal yang beredar di pasaran. Bahkan untuk beberapa kasus penyakit, dokter-dokter di rumah sakit pun sudah banyak yang meresepkan suplemen herbal untuk pasien-pasiennya," katanya.
Baca juga: Pakar IPB University: Tanaman C4 berpeluang sukses ketahanan pangan
Baca juga: Guru Besar IPB bahas tantangan tata kelola hutan
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020