• Beranda
  • Berita
  • KWT Hijau Daun Warakas manfaatkan kolong tol untuk pertanian

KWT Hijau Daun Warakas manfaatkan kolong tol untuk pertanian

23 Oktober 2020 20:53 WIB
KWT Hijau Daun Warakas manfaatkan kolong tol untuk pertanian
Dokumentasi - Sejumlah anak bermain bola di bawah kolong Tol Wiyoto Wiyono, Jakarta, Selasa (15/1/2019). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/pd.


Selama pandemi virus corona (COVID-19), ketahanan pangan keluarga harus tetap terjaga

Kelompok Wanita Tani (KWT) Hijau Daun RW 09 Kelurahan Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, memanfaatkan kolong jalan tol untuk budidaya pertanian dan perikanan.

"Kami memilih menanam sayuran karena cuma butuh satu bulan untuk bisa dipanen," kata Ketua KWT Hijau Daun, Thelda Pangandaheng di Jakarta, Jumat.

Dia menjelaskan KWT memiliki 20 anggota yang memanfaatkan lahan seluas 500 meter persegi. Lahan itu dimanfaatkan untuk pengembangan pertanian, budidaya ikan lele dan magot.

"Selama pandemi virus corona (COVID-19), ketahanan pangan keluarga harus tetap terjaga," ujar Thelda.

Beragam jenis sayuran ditanam seperti terong, sawi, kangkung, pare, bayam merah dan bayam hijau.

Baca juga: Kelurahan Manggarai Selatan panen perdana sayuran hidroponik
Baca juga: Warga Sunter Agung panen sayuran hidroponik
Warga beraktivitas di Taman Betawi yang terletak di kolong tol JORR W2, Joglo, Jakarta, Rabu (8/1/2020). Selain memberikan ruang interaksi kepada masyarakat, penataan tersebut dilakukan dengan tujuan menghilangkan kesan kumuh. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.
Kata Thelda, tanaman yang selesai dipanen, dijual dengan harga di bawah pasaran. Hasil penjualan sayuran digunakan kembali untuk membeli bibit sayuran dan keperluan lainnya.

"Saat proses menanam kita juga dibantu oleh Kelompok Bocah Cinta Lingkungan (Bocil) yang sudah terbentuk sejak tahun 2011," kata Thelda.

Menurut dia, awalnya anggota Bocil sebanyak 32 orang dan sekarang terus bertambah hingga 70 orang. Mereka juga memberikan motivasi kepada orang tuanya untuk mencintai dan menjaga lingkungan.

Thelda berharap kolaborasi dalam menciptakan lahan hijau dapat memacu unsur RT/RW lainnya untuk melakukan kegiatan peduli lingkungan.

"Dulunya, dilihat sebagai lingkungan RT yang kumuh, gersang dan jorok, tapi sekarang berubah atas kepedulian dari warga didukung unsur lainnya yang mencintai lingkungan," kata Thelda.
Baca juga: Cara Jakarta memenuhi kebutuhan sayuran

Pewarta: Fauzi
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020