Menurut dia, jenis dan durasi kegiatan fisik harus menyesuaikan dengan anak serta kemampuan perkembangannya.
"Bila si kecil masih bayi, mengajaknya bermain dalam posisi tengkurap,mencoba meraih benda dengan merangkak, mendorong benda, atau bermain bola dalamposisi duduk selama 30 menit per hari sudah merupakan bentuk olahraga pada kelompok usia tersebut," kata dia dalam siaran pers, ditulis Sabtu.
Untuk batita, aktuvitas fisik ringan seperti berjalan-jalan di taman sambil mencari kupu-kupu, bermain pasir, membantu menyiram tanaman selama 180 menit sehari bisa menjadi pilihan kegiatan yang menyenangkan bagi anak.
Baca juga: Pakar: Orang tua perlu perhatikan empat pilar kesehatan anak
Baca juga: Pakar: Mengatasi obesitas anak bukan dengan kurangi porsi makan
Sementara untuk anak yang lebih besar membutuhkan olahraga dengan intensitas lebih tnggi dengan durasi 60 menit dalam satu hari, misalnya bermain petak umpet, naik sepeda, hiking, menari, atau berlari.
Cynthia mengatakan, apabila anak tidak menyukai olahraga tertentu, kegiatan harian di rumah seperti berkebun, membantu orangtua mencuci kendaraan bermotor atau bahkan menyapu sekalipun sudah merupakan bentuk aktivitas fisik yang baik.
"Buatlah variasi pilihan kegiatan setiap harinya dan libatkanlah anak yang berusia lebih besar untuk menentukan aktivitas yang ingin dilakukannya. Keterlibatan seluruh anggota keluarga saat melakukan aktivitas fisik dalam suasana yang menyenangkan tentunya juga akan membuat anak lebih bersemangat untuk berolahraga," kata dia.
Cegah obesitas anak selama pandemi
Sebagian kegiatan memang dilakukan di rumah karena pandemi COVID-19, yang bisa menyebabkan kesempatan anak untuk berativitas fisik menjadi jauh berkurang.
Akhirnya kegiatan seperti menonton televisi atau main game akan menjadi pilihan anak untuk mengisi waktunya selama berada di rumah. Belum lagi adanya kencenderungan mengonsumsi berbagai kudapan di sela kegiatan itu. Hasilnya, risiko obesitas bisa meningkat, kata Cynthia.
Untuk dapat mencegah obesitas anak selama masa pandemi ini, dia merekomendasikan Anda memberi si kecil makanan bernutrisi seimbang dengan jumlah secukupnya serta menghindari kudapan berkalori tinggi.
Secara umum, multivitamin dan mineral atau suplemen peningkat daya tahan tubuh tidak dibutuhkan pada anak yang tumbuh secara normal dan mau mengonsumsi makanan yang bervariasi. Sumber alami terbaik dari berbagai nutrien adalah makanan yang anak konsumsi sendiri.
Pada umumnya makanan anak yang bervariasi termasuk kudapannya sudah dapat memenuhi kebutuhan harian anak, termasuk saat anak mengonsumsi berbagai makananyang terfortifikasi seperti sereal, susu, dan jus.
"Hati-hati, pemberian vitamin yang berlebihan juga berpotensi menimbulkan toksisitas," tutur Cynthia.
Ajari anak meminum air dengan jumlah cukup, makan sayur dan buah setiap hari agar dia cepat merasa kenyang dengan makanan yang sehat, lalu buatlah kesepakatan jadwal bersama keluarga untuk mengurangi waktu menonton televisi atau main video games misalnya aktivitas fisik seperti jalan pagi atau main sepeda dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Baca juga: Hidrasi sehat bantu ketahanan fisik dan memori anak
Baca juga: Hari Anak Nasional, Halodoc edukasi pentingnya kesehatan mental anak
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020