Presiden Joko Widodo mengatakan pandemi COVID-19 dapat menjadi momentum bagi penguatan ketahanan kesehatan dan kapasitas pelayanan kesehatan nasional.
“Pandemi ini memberi banyak pelajaran kepada kita. Semakin kita tahu kelemahan-kelemahan yang harus segera kita perbaiki," kata Presiden pada peringatan HUT Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebagaimana video yang ditayangkan Sekretariat Presiden di Jakarta, Sabtu.
Presiden mengatakan situasi sulit karena pandemi COVID-19 ini dapat digunakan sebagai momentum untuk transformasi dalam reformasi sistem kesehatan di Tanah Air.
Baca juga: IDI Jateng peringati puncak hari jadi ke-70 secara virtual
Baca juga: MKKI minta dokter Indonesia teguh pegang azas kemaslahatan
Reformasi tersebut, di antaranya dapat dimulai dari sisi pencegahan. Orientasi pada pencegahan penyakit dan pola hidup sehat menjadi prioritas utama yang membutuhkan dukungan dari sektor non-kesehatan. Kemudian juga membutuhkan kesadaran dan kedisiplinan masyarakat, serta dukungan dari organisasi sosial keagamaan.
Selain itu, penguatan kapasitas sumber daya manusia kesehatan, pengembangan rumah sakit dan balai-balai kesehatan, serta industri obat-obatan dan alat-alat kesehatan di Tanah Air juga terus dilakukan. Presiden mengatakan selama pandemi ini misalnya, telah banyak inovasi yang dikembangkan oleh para peneliti dan inovator di dalam negeri.
"Rapid diagnostic test, emergency ventilator, mobile lab biosafety yang dilengkapi dengan PCR, penggunaan artificial intelligence untuk penegakan diagnosis COVID-19, dan aplikasi Covid Track untuk membantu dokter memantau mobilitas pasien, serta kita mempercepat clinical trial dan produksi massal Vaksin Merah Putih," jelas Presiden.
Presiden mengatakan cara-cara luar biasa memang harus dilakukan untuk menangani berbagai persoalan terkait kesehatan masyarakat, mulai dari penyakit menular, penyakit tidak menular, hingga prioritas pada penurunan angka stunting di Tanah Air.
“Karena itu saya berharap agar IDI menjadi bagian dalam gerbong reformasi sistem kesehatan. Keberhasilan reformasi ini tidak ditentukan oleh kerja pemerintah semata, tapi memerlukan dukungan penuh dari organisasi profesi dan masyarakat,” ujarnya.
Baca juga: IDI: Jumlah dokter yang gugur akibat COVID-19 bertambah jadi 136
Presiden meyakini dengan semangat kolaborasi, transformasi sistem kesehatan akan bisa dilakukan dan membawa masyarakat yang sehat dan sejahtera.
IDI tidak sendirian
Presiden mengatakan peranan IDI juga tidak sebatas memadukan segenap potensi dokter Indonesia dan mengembangkan iptek kedokteran, tapi juga selalu meningkatkan derajat kesehatan seluruh masyarakat Indonesia.
Peran besar tersebut tentunya membutuhkan dukungan penuh dan kerja sama erat banyak pihak agar IDI dapat mencapai tujuannya itu.
"Saya yakin dalam perjuangan panjang itu, IDI tidak bisa sendirian. IDI berada dalam ekosistem yang di dalamnya ada lembaga pendidikan, ada profesi-profesi lain, ada industri, dan sebagainya. Ini memerlukan sinergi dan kerja sama yang erat, sehingga apa yang menjadi tujuan IDI akan bisa tercapai," ujar Presiden.
Baca juga: Presiden ucapkan terima kasih setinggi-tingginya kepada para dokter
Baca juga: Presiden Jokowi ingatkan kepala daerah soal risiko krisis pangan
Bekerja dalam ekosistem tersebut, kata Presiden, egosentrisme lembaga-lembaga jelas harus dihilangkan. "Semua lembaga terkait harus mampu bekerja sama dan bergandeng erat dalam menjalankan tugasnya masing-masing,” ujarnya.
Kepala Negara juga menyampaikan salam bagi para dokter yang sedang bertugas di tempat-tempat yang sulit terjangkau di pelosok Tanah Air, serta yang saat ini sedang berjuang untuk merawat pasien-pasien COVID-19.
"Untuk semua dokter yang tergabung pada Ikatan Dokter Indonesia, selamat ulang tahun yang ke-70. Tetaplah menjadi penjaga harapan, berjuang untuk kemanusiaan," ujarnya.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020