"Alhamdulillah semua tahapan sudah kita lalui dan kami sebagai penyelenggaraan tetap diberi kesehatan," kata Nana di Depok, Minggu.
Ia mengatakan pihaknya selalu memantau perkembangan kesehatan baik itu Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). Saat ini mereka semua alam keadaan sehat tidak ada yang terpapar COVID-19.
Baca juga: Bawaslu Tanjungpinang tetapkan Kampung Pengawasan di Pulau Penyengat
Baca juga: Upaya pencegahan korupsi wujudkan pilkada berintegritas
"Mudah-mudahan sampai pilkada selesai kami tetap diberi kesehatan. Kami berikhtiar agar pilkada tidak ada klaster pilkada COVID-19," ujarnya.
Nana mengatakan saat ini masih dalam tahapan kampanye pasangan calon untuk mengajak pemilih berpartisipasi dalam pemilihan untuk mencoblos pasangan tertentu.
Dikatakannya pilkada di tengah pandemi COVID-19 ini memang perlu kesiapan ekstra penyelenggara. Untuk itu, pihaknya sudah menyiapkan segala sesuatunya demi kelancaran pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
"Kami sudah mengantisipasi hal-hal yang terjadi di luar dugaan, sekecil apapun kami sudah siap untuk menanganinya. Jadi Masyarakat tak perlu khawatir datang ke tempat pemungutan suara (TPS), kami sudah mengantisipasinya dengan protokol kesehatan yang ketat," ucap dia.
Sebelum pencoblosan, kata Nana lagi, semua lokasi TPS disemprot disinfektan terlebih dahulu untuk memastikan benar-benar bersih, serta jumlah pemilih di TPS juga dibatasi hanya 500 orang dari sebelumnya yang mencapai 800 orang.
"Seluruh petugas KPPS dilakukan rapid test terlebih dahulu untuk memastikan kesehatan penyelenggara pilkada tersebut," tutur dia.
KPU juga akan melakukan pengaturan jadwal kedatangan pemilih ke TPS. Nanti pada jadwal pencoblosan, misalnya, keluarga A pukul 08.00-09.00 WIB, keluarga B mulai pukul 09.00-10.00 WIB, dan seterusnya supaya tidak ada kerumunan.
"Seusai melakukan pencoblosan pemilih juga harus segera meninggalkan tempat TPS, tidak boleh lagi berkumpul supaya tak ada kerumunan," ujarnya.
Lebih lanjut Nana menjelaskan, sebelum mencoblos, pemilih diberikan sarung tangan sekali pakai untuk menghindari COVID-19, dan setelah melakukan pencoblosan maka tinta yang biasanya dicelup kini tidak lagi tapi dilakukan penetesan kepada pemilih usai mencoblos.
"Kami tentunya berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari adanya klaster pilkada COVID-19 pada saat hari pencoblosan 9 Desember nanti," kata dia.
Baca juga: KPU Depok gunakan mobil "wowo-woro" sosialisasikan pilkada
Baca juga: KPU Depok sarankan paslon kampanye secara virtual
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2020