Rektor IPB University Prof Arif Satria mengatakan setiap krisis termasuk pandemi COVID-19 yang sedang terjadi, hendaknya bisa dijadikan sebagai momentum untuk melahirkan inovasi.Negara yang besar adalah negara yang penuh dengan inspirasi
"Perang Dunia II ternyata melahirkan komputer yang pertama tahun 1943, penicilin pertama tahun 1945, radar pertama dan mesin jet pertama pada 1945," kata Arif pada diskusi virtual yang dipantau di Jakarta, Senin.
Baca juga: IPB University anugerahkan doktor kehormatan dua tokoh atas dedikasi
Tidak hanya di luar negeri, di Indonesia krisis pandemi COVID-19 juga melahirkan 61 produk riset inovasi di antaranya tes cepat, PCR Test Kit, mobile lab BSL-2, ventilator, sistem AI untuk mendeteksi COVID-19 dan lain sebagainya.
Hal itu menunjukkan bahwa orang-orang Indonesia sebenarnya apabila dipaksa dan berpacu dengan waktu bisa melahirkan beragam inovasi.
Baca juga: IPB: Sumur Resapan Biber solusi pengelolaan plastik non-ekonomis
Meskipun demikian, diakuinya dalam melahirkan sebuah inovasi terutama pada masa darurat COVID-19 tak jarang muncul kritik-kritik baik dari para kalangan ilmuwan maupun dari pihak lainnya.
"Mengkritik boleh tapi jangan melemahkan atau menyudutkan," ujar Prof Arif Satria.
Seharusnya dalam kondisi darurat, setiap pihak hendaknya saling mendorong dan menginspirasi agar melahirkan sejumlah inovasi yang bisa digunakan dalam melawan pandemi COVID-19.
Baca juga: Pakar IPB: Waspadai nyamuk pembunuh nomor satu dunia
Baca juga: IPB University berkomitmen bantu desa buat data desa presisi
"Negara yang besar adalah negara yang penuh dengan inspirasi," katanya.
Oleh sebab itu, ia berpandangan saat ini yang dibutuhkan bangsa Indonesia ialah integritas, inovasi dan inspirasi agar lebih maju. Secara umum peluncuran produk riset dan inovasi konsorsium COVID-19 dapat dimaknai sebagai kebangkitan inovasi Indonesia.
Ke depan, diharapkan produk-produk hasil riset dan inovasi dalam negeri dapat menjawab kebutuhan masyarakat. Tidak hanya selama pandemi COVID-19 namun juga untuk jangka panjang.
Baca juga: IPB University anugerahi Doni Monardo gelar Doktor Honoris Causa
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020