Satuan tugas COVID-19 Provinsi Sumatera Selatan mengimbau kelompok keluarga tidak membawa nenek atau manusia lanjut usia saat berlibur pada libur panjang 28 Oktober hingga 1 November karena rentan terjangkit virus corona.Kalau anak-anak atau remaja yang positif harapan sembuhnya lebih tinggi, jadi sebaiknya tidak bawa nenek berlibur untuk pencegahan
Kasi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel Yusri di Palembang, Selasa, mengatakan usia 55 tahun ke atas menyumbang kematian kasus COVID-19 paling banyak di Sumsel karena imunitas yang cenderung rendah dibandingkan usia di bawahnya.
Baca juga: Pemprov Lampung siagakan 802 Satpol PP jelang libur panjang
"Kalau anak-anak atau remaja yang positif harapan sembuhnya lebih tinggi, jadi sebaiknya tidak bawa nenek berlibur untuk pencegahan," ujarnya.
Menurut dia manula kebanyakan punya penyakit bawaan seperti hipertensi dan kencing manis yang bisa menurunkan daya tahan tubuh dalam waktu cepat ketika virus corona masuk ke dalam tubuh.
Baca juga: Pemerintah siapkan strategi kendalikan COVID-19 saat libur panjang
Data Satgas COVID-19 Sumsel per 27 Oktober mencatat kasus positif usia 55 tahun ke atas berjumlah 1.444 kasus atau mencapai 19,15 persen dari total 7.543 kasus konfirmasi positif.
Namun angka kematian usia 55 tahun ke atas berjumlah 244 orang atau mencapai 59,8 persen dari total 409 kasus kematian di Sumsel, mayoritas memiliki penyakit bawaan serta datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi klinis berat.
Baca juga: Warga Bekasi diminta tidak keluar daerah saat libur panjang
Selain itu satgas menemukan penularan kasus COVID-19 klaster keluarga mayoritas didahului dari orang tua kemudian menyebar ke anggota keluarga termasuk anak-anak, meskipun tingkat kesembuhan tinggi namun ia mengingatkan jika tingkat penularan COVID-19 juga tinggi.
Yusri meminta masyarakat bijak saat berlibur dengan mengutamakan protokol kesehatan di lokasi wisata, terutama anak-anak di bawah usia 17 tahun diimbau tidak berlibur tanpa pengawasan orang tua.
"Anak-anak cenderung merasa bebas di lokasi wisata, di satu sisi lokasi wisata itu rawan terjadi penularan COVID-19 contohnya lewat gagang pintu atau pegangan tangga," tambahnya.
Oleh karena itu satgas meminta pengelola wisata meningkatkan protokol kesehatan mengantisipisasi kunjungan yang membludak selama libur panjang serta diminta tegas kepada pengunjung yang melanggar protokol kesehatan.
"Terutama jaga jarak itu dilihat betul-betul, jangan diamkan pengunjung yang menumpuk di lokasi-lokasi tertentu," kata Yusri menegaskan.
Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020