"Buaya yang dari Provinsi Bali itu dilepas di Sungai Way Kanan. Sungai Way Kanan tidak ada hubungannya dengan Sungai Way Penet," ujar Humas Balai TNWK Sukatmoko di Lampung Timur, Selasa.
Sukatmoko menjelaskan, Sungai Way Kanan dengan Sungai Way Penet tidak saling terhubung, begitu pula dengan sungai lainnya.
Hulu Sungai Way Kanan berada di tengah hutan dan hilirnya di laut Kuala Kambas. Jarak antara Sungai Way Kanan dan Way Penet pun sangat jauh.
"Sehingga tidak mungkin kalau buaya dari Sungai Way Kanan migrasi lewat jalur darat atau lewat laut ke Sungai Way Penet, karena jaraknya sangat jauh," katanya.
Dia memperkirakan, buaya yang muncul di alur Sungai Way Penet, Desa Margasari, dan alur Sungai Kota Agung, Desa Kebon Damar, alur Sungai Desa Braja Emas Kecamatan Way Jepara, adalah buaya dari alur Sungai Way Penet yang mengarah ke Kecamatan Braja Selebah.
"Alur Sungai Way Penet dekat kawasan hutan yang mengarah ke Braja Yekti memang sejak dari dulu ada buayanya. Kalau tidak percaya, bisa dicek warga yang di sana," ujarnya.
Sementara itu, petugas Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Lampung dan petugas Balai Taman Nasional Way Kambas (TNWK) telah turun ke Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Lampung Timur, Senin (26/10) sore, untuk mengevakuasi seekor buaya yang muncul di alur Sungai Way Penet, desa setempat.
Pantauan di lokasi pada Senin malam, buaya yang ditunggu itu muncul lagi di alur Way Penet, sehingga menjadi tontonan warga.
Petugas BKSDA dan Balai TNWK langsung berusaha untuk menangkap buaya tersebut. Petugas mencoba menangkapnya dengan cara dipancing menggunakan umpan bebek.
Namun, buaya itu tidak mau memakan umpan bebek yang diberikan, dan terus bergerak menjauh menuju hulu sungai.
Hingga tengah malam, upaya menangkap buaya itu belum berhasil, sehingga dihentikan.
Seekor buaya tersebut muncul di Sungai Penet atau Way Penet, Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, pada Minggu (25/10) malam sekitar pukul 21 WIB.
Buaya itu muncul di tepian sungai, dekat perahu nelayan sehingga menjadi tontonan warga Desa Margasari yang umumnya bekerja sebagai nelayan.
"Semalam buaya itu muncul," kata Sam, warga Desa Margasari, Senin (26/10).
Pewarta: Triono Subagyo dan Muklasin
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020