• Beranda
  • Berita
  • Hari penerbangan, Garuda syukuri kekuatan pasar domestik saat pandemi

Hari penerbangan, Garuda syukuri kekuatan pasar domestik saat pandemi

27 Oktober 2020 21:04 WIB
Hari penerbangan, Garuda syukuri kekuatan pasar domestik saat pandemi
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra (kanan) berbincang dengan pemenang lomba desain livery masker pesawat Jailani (kiri) saat peluncuran pesawat Garuda Indonesia Boing 737-800 NG bercorak khusus yang menampilkan visual masker bertema "Indonesia Pride" pada bagian moncong pesawat, di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (12/10/2020). Pemberian gambar masker pada pesawat merupakan dukungan Garuda Indonesia terhadap program edukasi pemerintah melalui kampanye 'Ayo Pakai Masker'. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aww.
Dalam memperingati Hari Penerbangan Nasional pada 27 Oktober, Garuda Indonesia sebagai maskapai nasional menilai bahwa industri penerbangan masih "gloomy" di tengah pandemi COVID-19 yang masih melanda dunia.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra bersyukur bahwa di tengah situasi yang sulit ini, pasar penerbangan domestik masih menjadi kekuatan bagi BUMN tersebut untuk "bernapas" sampai mobilitas manusia kembali normal, seperti sebelum adanya pandemi.

Menurut Irfan, setidaknya dibutuhkan waktu dua sampai empat tahun agar situasi penerbangan kembali normal.

"Maskapai Indonesia bersyukur bahwa kita punya market domestik yang luas, dibandingkan dengan beberapa maskapai yang negara atau kotanya menjadi hub, transit, seperti Singapore Airlines, Etihad, Qatar, Emirates, Turkish," kata Irfan saat dihubungi Antara di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Garuda pastikan penuhi hak karyawan terdampak penyelesaian kontrak

Irfan menjelaskan bahwa banyak maskapai negara lain yang harus berjuang lebih keras untuk bertahan karena negara atau kotanya menjadi tempat perpindahan pesawat atau hub pada rute internasional.

Adanya pandemi ini tentu membuat pemerintah di masing-masing negara menerapkan protokol ketat pencegahan COVID-19, termasuk pada penutupan sementara layanan penerbangan internasional.

Berbeda dengan rute internasional, tata cara penerbangan dan bepergian di pasar domestik ditentukan oleh pemerintah negara tersebut.

Baca juga: Dua rute baru penerbangan kargo Garuda dukung ekspor KTI

Contohnya, Pemerintah Indonesia masih memperkenankan Garuda Indonesia dan maskapai nasional lainnya untuk beroperasi dengan beberapa persyaratan, seperti tes cepat (rapid test) hingga aturan maksimal kapasitas penumpang.

"Saya tidak ingin menyebut optimis, tetapi kita punya domestik market, tinggal bagaimana kita mengkapitalisasi ini dan membuat orang Indonesia mau terbang ke Bali, Medan dan sejenisnya," kata Irfan.
 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020