Beberapa desa di pesisir Kabupaten Halmahera Selatan di Maluku Utara telah melalukan pembelajaran tatap muka setelah sempat absen selama beberapa bulan akibat pandemi COVID-19.tidak ada yang positif terus sinyal agak sulit di sini
Desa Posi-Posi di Kecamatan Gane Barat Utara telah melangsungkan pembelajaran tatap muka sejak September 2020 setelah mendapat instruksi untuk membuka sekolah dari pemerintah daerah, kata Guru SMP 30 Halmahera Selatan, Tuti Saltiani.
"Sejak pandemi dari bulan Maret itu kita libur bulan September baru masuk, menunggu edaran dari Dinas Pendidikan kabupaten," kata Tuti ketika ditemui dalam Festival Kampong Pesisir di Desa Posi-Posi, Maluku Utara pada Rabu.
Pembelajaran tatap muka dilakukan dengan kapasitas murid setengah dari jumlah total murid per kelas dan duduk menjaga jarak. Murid masuk sekolah secara bergiliran selang-seling per hari.
Durasi mata pelajaran yang diajarkan juga berkurang dari yang biasanya. Biasanya satu rangkaian mata pelajaran akan mengambil waktu sekitar 135 menit, tapi kini hanya 60 menit.
Baca juga: Sali Kecil dan praktik baik jaga alam di tengah keterbatasan
Baca juga: Masyarakat Samo kembalikan pangan lokal lewat festival rakyat
Sebelumnya, mereka juga sempat melakukan ujian dengan para guru mengantarkan soal ujian ke setiap rumah murid dan akan mengambilnya kembali keesokan harinya setelah siswa selesai mengerjakannya.
Para siswa sendiri tidak bisa melakukan pembelajaran jarak jauh karena ketiadaan alat dan sinyal yang sulit di tempat. Guru-guru juga harus melalui perjalanan panjang ke rumah murid, karena siswa tidak hanya berasal dari Posi-Posi tapi juga dari desa tetangga seperti Gumira dan Samat yang berjarak 3-6 kilometer.
Hal yang sama juga terjadi di Desa Gane Dalam, yang masih berada di dalam Kabupaten Halmahera Selatan.
Ira, seorang siswa SMA di Desa Gane Dalam, mengaku telah menjalani sekolah tatap muka selama beberapa bulan terakhir. Pengajaran tetap dilakukan dengan protokol kesehatan sesuai anjuran Dinas Pendidikan.
"Karena di sini memang tidak ada yang positif terus sinyal agak sulit di sini kalau buat online," ujar Ira yang desanya berada di ujung selatan Pulau Halmahera.
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mewajibkan peserta ajar untuk melakukan pembelajaran dari rumah akibat pandemi COVID-19. Namun, di beberapa daerah terpencil yang sulit dijangkau seperti Posi-Posi dan Gane Dalam mengalami kesulitan untuk melakukannya karena keterbatasan alat dan sinyal.
Baca juga: Disdik DKI beri keringanan terhadap Aditya tak ikut PJJ enam bulan
Baca juga: Kemendikbud: Guru masih mengalami kendala hadapi PJJ
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020