... bagaimana anak muda senang guyup, kumpul, atau istilah lainnya hangout, koperasi juga mengenal yaitu rapat anggota tahunan.
Ketua Umum Angkatan Muda Koperasi Indonesia (AMKI), Frans Meroga Pangabean mengatakan perlu diubah kesan dan citra koperasi di mata kaum muda, sehingga mereka menjadi lebih tertarik berkoperasi apalagi ada dampak bonus demografi yang harus dioptimalkan.
"Dampak bonus demografi, masyarakat Indonesia 40% adalah generasi milenial dengan jumlah kurang lebih 100 juta orang. Kita harus selalu kampanyekan literasi bagi generasi muda bahwa, koperasi adalah badan usaha yang paling milenial dan sangat anak muda banget," katanya dalam siaran pers AMKI yang diterima ANTARA, Rabu.
Pada Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Peran Koperasi Dalam Pemulihan Ekonomi Nasional di Hotel Harris, Jakarta, Selasa (27/10/2020) , Frans menegaskan, jika dicermati ada tiga karakter dan prefrensi anak muda yang senada dengan prinsip- prinsip koperasi.
Praktisi Koperasi Milenial ini menjelaskan pertama, karakter egaliter atau kesetaraan yang sejalan dengan prinsip koperasi adalah one man one vote. Kedua, karakter sharing ekonomi dengan maraknya platform market place di mana ini sesuai dengan prinsip SHU (sisa hasil usaha) dalam koperasi.
Baca juga: Modernisasi koperasi perlu peran aktif milenial di masa normal baru
“Dan ketiga, bagaimana anak muda senang guyup, kumpul, atau istilah lainnya hangout, koperasi juga mengenal yaitu rapat anggota tahunan,” jelas Frans.
Ia pun melanjutkan bahwa AMKI menilai digitalisasi koperasi benar-benar akan menjadi enhancement dan juga pendobrak untuk kemajuan koperasi dan UMKM Indonesia. Oleh karena itu AMKI juga mempunyai misi bagaimana mewujudkan ‘unicorn merah putih’ yang selamanya sampai kapanpun akan tetap menjadi milik anak bangsa.
“Modernisasi dan digitalisasi koperasi ini juga dibarengi semangat nasionalisme karena dengan berbentuk koperasi maka selamanya unicorn itu menjadi milik anak bangsa dengan jatidiri dari anggota untuk anggota,” seru Frans yang juga Wakil Ketua KSP Nasari ini.
Terkait peran koperasi dalam pemulihan ekonomi, Frans menilai koperasi belum diberikan peran yang signifikan dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) seperti penyaluran hingga pencairan bantuan presiden (Banpres) produktif, padahal jejaringnya cukup luas.
Hal senada diungkap Ketua Umum DEKOPIN Dr. Sri Untari Bisowarno, M.AP pada FDG itu, bahwa banyak koperasi yang tidak diberikan peran dalam program PEN, padahal banyak koperasi yang layak dan akuntabel misalnya Koperasi BMI, Kospin Jasa dan lainnya.
Baca juga: Nilai koperasi selaras dengan gaya hidup milenial
Bahkan Sri Untari memberikan saran dalam FGD seperti pertama, nomenklatur kementerian Koperasi dan UKM tidak perlu dipisah dan harus dijadikan satu, Kementerian Koperasi, karena koperasi adalah wadah sedangkan UKM adalah objek. Kedua, pentingnya sertifikasi untuk ASN di dinas koperasi seluruh Indonesia.
”Ini harus menjadi satu kesatuan termasuk yang mana pemerintah pusat, provinsi dan daerah dalam melihat satu pandang. Dan dalam situasi pandemi ini masa pemulihan ekonomi koperasi menjadi solusi dalam UMKM itu jadi jangan di kotak-kotakan,” ujar Sri Untari.
Selain itu ia juga melakukan gerakan pembaharuan melalui film ‘Diplomasi Teko’ yakni merekrut sebanyak 5 juta generasi milenial berkoperasi. “Dan kick off gerakan ini dilaksanakan Rabu, 28 Oktober 2020,” katanya.
Ia menjelaskan, gerakan itu menyambut upaya pemerintah meningkatkan angka partisipasi Indonesia dalam berkoperasi yang masih di bawah dunia (16 persen), sementara Indonesia masih di angka 7,8 persen,
“Menggaet generasi milenial berkoperasi melalui re-branding koperasi dengan kegiatan perfilman menjadi solusi alternatif,” ujar Sri Untari Bisowarno.
Ia berencana membuat 17 film layar lebar, dan 215 scene film pendek yang akan bekerja sama dengan negara Korea dan Hollywood, Amerika Serikat untuk mendukung gerakan itu.
Baca juga: Koperasi Santri Milenial gandeng perusahaan Malaysia kembangkan kopi
Baca juga: Tarik minat milenial, LIPI sarankan koperasi libatkan komunitas
Pewarta: Budhi Santoso
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020