Camat Kepulauan Banda, Kadir Saelan yang dikonfirmasi, dari Ambon, Rabu, mengapresiasi positif workshop mencakup seni tari, teater dan musik melibatkan komunitas seni dan siswa di daerah itu yang mulai berlangsung Senin (26/10) hingga 1 November 2020.
Workshop menghadirkan sejumlah seniman Purnati Indonesia yang berkorelasi dengan perkembangan pariwisata di kepulauan penghasil rempah-rempah itu, terutama menggerakkan generasi muda dan komunitas seni di Pulau Banda untuk mulai mengembangkan seni budaya secara profesional.
"Pelatihan seni tari, teater dan musik ini sangat penting untuk melengkapi pengembangan potensi wisata Pulau Banda, termasuk meningkatkan jati diri semangat komunitas seni untuk terus berkiprah memajukan daerah ini sebagai destinasi wisata unggulan," katanya.
Baca juga: Kapal Arka Kinari bertolak dari Banda menuju Pulau Selayar
Baca juga: Menko Polhukam setuju Pulau Banda jadi kawasan wisata nasional
Menurutnya Banda yang memiliki potensi besar di bidang pariwisata bahari maupun sejarah perlu sentuhan banyak pihak, terutama menggerakkan potensi bidang seni lainnya untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata.
"Kendala utama pengembangan Pulau Banda sebagai destinasi wisata unggulan adalah transportasi yang belum memadai baik laut maupun udara, apalagi frekuensinya jauh menurun di masa pandemik COVID-19," katanya.
Ketua pelaksana workshop seni pertunjukan Yayasan Purnati, Sugianti Ariani mengatakan, pelatihan berkelanjutan dengan hasil akhir karya seni bersama lintas komunitas di Pulau Banda merupakan aksi pertama yang melibatkan pelaku seni Purnati Indonesia dari berbagai daerah.
Yayasan Purnati Indonesia memandang Pulau Banda sebagai titik pusat utama terbentuknya Jalur Rempah yang merupakan faktor penting terjadinya evolusi keberadaban dan kebudayaan di Indonesia dan dunia.
"Menghadapi pandemi dan menyiapkan potensi setelah pandemi, adalah saatnya yang tepat untuk kita bersama manaruh hati dan memeluk potensi kekayaan budaya dan alam Pulau Banda," katanya.
Workshop seni pertunjukkan di Banda berawal dari perkenalan, percakapan dan perjalanan dengan berbagai komunitas di daerah itu pada 2 Agustus hingga 6 September 2020.
Para Seniman Purnati Indonesia juga memanfaatkan pelatihan tersebut untuk pendataan komunitas setempat dan bergotong royong bersama membuat beberapa model workshop bersama di Banda.
"Hasil akhirnya dihararapkan akan meningkatkan dan membangun kebersamaan hati dan sudut pandang komunitas yang ada di Banda untuk melihat kekayaannya aset budaya yang mereka miliki," katanya.
Selain Sugianti Ariani yang berprofesi sebagai direktur teater, pelatihan juga akan menghadirkan empat Seniman Purnati Indonesia yakni Dian Nova Saputra (teater), Rika Faizal Rezza (musik), Taufiq Ismail (musik) serta Muhammad Afrizal (teater).
Sugianti berharap upaya bersama lintas komunitas tersebut berdampak besar untuk kebahagiaan masyarakat dan kelestarian alam di Pulau Banda di masa mendatang, terutama membangkitkan industri pariwisata di Kepulauan yang pernah ditetapkan oleh Unesco sebagai warisan dunia.
Baca juga: ARTIKEL - Festival Maksaira, upaya membuka isolasi Kepulauan Sula
Baca juga: Maluku Utara berpeluang jadi tujuan wisata mancing dunia
Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020