Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan telah memberikan pelatihan terkait sektor kelautan dan perikanan kepada hingga sebanyak 47.000 orang di berbagai daerah, yang dibantu dengan adanya teknologi penghubung jarak jauh.Penyuluh perikanan kini berada di era globalisasi di mana hubungan sosial sudah semakin terbuka tanpa sekat tempat dan waktu
"Kalau dulu itu ditargetkan kita hanya melatih 1.500 orang satu Indonesia per tahunnya, ternyata sekarang sejak pandemi, kita bisa melatih hingga 47.000 orang pada bulan Januari-Oktober 2020 ini. Jadi ternyata dengan menggunakan teknologi, kita bisa memperbanyak layanan kita," kata Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP Sjarief Widjaja dalam siaran pers di Jakarta, Kamis.
Untuk itu, Sjarief menegaskan bahwa ke depannya kegiatan penyuluhan sektor kelautan dan perikanan juga akan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital.
Sjarief juga mengajak seluruh penyuluh untuk menjadi motor penggerak masyarakat di wilayahnya dengan terus mengasah keahlian menggunakan teknologi digital.
Pasalnya, masih menurut dia, selain berorientasi pada produktivitas, kinerja penyuluh perikanan harus mengedepankan efektivitas dan efisiensi dalam melaksanakan tugas dan capaian target di lapangan.
Sehingga, lanjutnya, penguatan SDM yang berbasis 4.0 dan 5.0 pun ke depannya juga menjadi syarat mutlak.
"Penyuluh perikanan kini berada di era globalisasi di mana hubungan sosial sudah semakin terbuka tanpa sekat tempat dan waktu. Ini memungkinkan penyuluhan tidak lagi butuh pertemuan fisik seiring dengan dukungan alat komunikasi modern yang dapat menyampaikan informasi data dan teknologi secara cepat, efektif dan efisien," paparnya.
Ia mencontohkan, percepatan digitalisasi di bidang pelatihan kelautan dan perikanan yang dilakukan di bawah Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslaltuh KP) selama pandemi Covid-19 telah membuahkan hasil yang luar biasa. Kini, pelatihan dapat dirasakan oleh jauh lebih banyak masyarakat.
Sebagaimana diwartakan, kalangan penyuluh perikanan yang terdapat di berbagai daerah diharapkan dapat membantu memperbaiki pola pikir nelayan serta memperkuat kapasitasnya dalam rangka mewujudkan arah pembangunan sektor kelautan dan perikanan nasional.
"Penyuluh perikanan berperan dalam memperkuat kapasitas nelayan dan memperbaiki pola pikir nelayan. Dalam jangka pendek misalnya membantu nelayan melunasi utang dari tengkulak dan menghindari gaya hidup tidak produktif seperti mabuk, berjudi, dan sebagainya," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap KKP Ukon Ahmad Furkon.
Selain itu, ujar Ukon, dalam jangka menengah, penyuluh perikanan bisa membantu nelayan memenuhi kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan anak, dan kebutuhan harian lainnya.
Sedangkan, dalam jangka panjang, lanjutnya, penyuluh perikanan bisa mengajarkan nelayan berbagai mekanisme esensial seperti menabung, berinvestasi, berasuransi, dan mengembangkan bisnis.
Dengan demikian, menurut dia, maka penyuluh diharapkan pula dapat membantu lima arah kebijakan pembangunan perikanan tangkap.
Ia memaparkan arah pembangunan tersebut di antaranya perbaikan komunikasi dengan nelayan, penyederhanaan perizinan, pengembangan pelabuhan perikanan, pengaturan penangkapan ikan sampai zona ekonomi eksklusif Indonesia (ZEEI) dan laut lepas, dan perlindungan dan pemberdayaan nelayan untuk peningkatan pendapatan nelayan.
Ukon juga mengutarakan harapannya agar penyuluh dapat membantu tahap identifikasi dalam pelaksanaan program prioritas Ditjen Perikanan Tangkap tahun 2021 yang telah ditetapkan di antaranya bantuan kapal, bantuan alat tangkap, bantuan premi asuransi nelayan, dan program kampung nelayan maju, serta dalam membantu fasilitasi sertifikat tanah nelayan dan fasilitasi kredit perikanan tangkap.
Baca juga: Penyuluh perikanan diharapkan bantu perbaiki pola pikir nelayan
Baca juga: Menteri Edhy ingin sinergi penyuluh perikanan dan BUMN diperkuat
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020