• Beranda
  • Berita
  • Infrastruktur Telekomunikasi di Aceh Tetap Normal

Infrastruktur Telekomunikasi di Aceh Tetap Normal

7 April 2010 11:31 WIB
Infrastruktur Telekomunikasi di Aceh Tetap Normal
Menara BTS/ilustrasi. (ANTARA/Prasetyo Utomo)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyatakan tidak ada kerusakan infrastruktur telekomunikasi pascagempa berkekuatan 7,2 SR yang dilaporkan terjadi di 75 km tenggara Sinabang, Aceh pada 7 April 2010 pukul 05.15 WIB.

"Sejumlah STO (sentral telepon otomat, red) serta jaringan kabel telekomunikasi tetap berfungsi cukup baik," kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemenkominfo, Gatot S. Dewa Broto, dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu.

Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), melaporkan, pada Rabu pagi (7/4) sekitar jam 05.15 WIB telah terjadi gempa berkekuatan 7,2 SR, dengan titik pusat gempa berada di 2.33 LU-97.02 BT atau 75 km tenggara Sinabang, Aceh, pada kedalaman 34 km dan hampir berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.

Ia mengatakan, sejak hitungan awal terjadinya gempa bumi, Kementerian Kominfo telah memperoleh laporan langsung dari lapangan tentang adanya beberapa kelangkaan suplai energi atau pemadaman listrik di sejumlah lokasi akibat gempa bumi tersebut.

"Namun demikian, Kementerian Kominfo terus mengadakan koordinasi dan komunikasi dengan para penyelenggara telekomunikasi untuk memperoleh data yang terkini dan terus diperbaharui setiap satu jam," katanya.

Pada lima jam pasca-gempa bumi itu dilaporkan bahwa kondisi jaringan para penyelenggara telekomunikasi di wilayah Aceh dan sekitarnya pada hitungan menit ke 10 pascagempa bumi hingga menit ke 30 hanya sedikit mengalami stagnasi yang berarti, sehingga komunikasi tetap cukup lancar.

Menurut Gatot, hal itu terjadi akibat belum tingginya trafik telekomunikasi incoming maupun outgoing.

"Potensi congestion baru terjadi pada mulai sekitar jam 06.45 sampai 08.15 yang mungkin disebabkan mulai merebaknya informasi tentang gempa bumi tersebut sehingga trafik telekomunikasi sedikit mengalami kenaikan dari dan ke Aceh dan sekitarnya," katanya.

Ia menambahkan, problem utama pada awal pasca terjadinya gempa bumi ini berupa kelangkaan pasokan listrik PLN untuk beberapa sarana telekomunikasi, khususnya untuk kebutuhan BTS.

Namun demikian, karena sebagian energinya disuplai secara mandiri oleh keberadaan baterai non PLN yang ada, sehingga fungsi BTS tetap berjalan seperti biasa.

"Mengingat lokasi-lokasi yang terkena dampak gempa bumi ini pada umumnya berada di wilayah yang sangat terisolasi, maka kami mengingatkan para penyelenggara telekomunikasi untuk tetap mengutamakan kelancaran komunikasi untuk membantu penanganan pasca gempa bumi," katanya.

Pihaknya menegaskan, akan terus melakukan monitoring dan koordinasi dengan para penyelenggara telekomunikasi terhadap pemulihan pasca-gempa bumi tersebut.

Gatot menambahkan, pihaknya menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan layanan telekomunikasi beberapa puluh menit setelah bencana tersebut, dan menurut dia hal itu terjadi di luar kesengajaan para penyelenggara telekomunikasi.
(H016/B010)

Pewarta: handr
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010