• Beranda
  • Berita
  • Ratusan masyarakat global saksikan pagelaran wayang kulit virtual

Ratusan masyarakat global saksikan pagelaran wayang kulit virtual

31 Oktober 2020 18:37 WIB
Ratusan masyarakat global saksikan pagelaran wayang kulit virtual
Ilutrasi-- Adegan dalam pergelaran wayang kulit (ANTARA/Dian Hadiyatna)

Pertunjukan ini setidaknya dapat sedikit mengobati rasa rindu masyarakat AS akan seni budaya Indonesia

Sekitar 600 penonton dari berbagai belahan dunia telah menyaksikan pagelaran wayang kulit ‘Wibisana Tundung’ yang diselenggarakan secara virtual pada Sabtu, langsung dari Eromoko, Wonogiri, Jawa Tengah.

Dalam keterangan tertulis komunitas diaspora Indonesia di Amerika Serikat, Amerika Bersatu, yang diterima di Jakarta, Sabtu dikatakan bahwa acara tersebut merupakan hasil kolaborasi sejumlah pihak, salah satunya yakni dalang Tanah Air yang mengajar di University of California Berkeley, AS.

Selain itu, Sanggar Murti Raras dari Eromoko, Wonogiri, dan komunitas masyarakat Indonesia di Amerika Serikat yang tergabung dalam organisasi Amerika Bersatu, juga turut terlibat dalam penyelenggaraan acara.

Baca juga: Kala Amerika terpukau wayang Indonesia
Baca juga: Amerika Bersatu "nanggap" wayang virtual

“Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyukseskan acara kolaborasi lintas benua ini,” ujar Ki Midiyanto seusai acara.

Dia pun menyampaikan apresiasi secara khusus untuk anak-anak muda dari Sanggar Murti Raras yang telah memelihara budaya tradisi secara konsisten. “Kalian ini menjaga masa depan Indonesia,” ujar Ki Midiyanto seusai pertunjukan yang menggunakan Bahasa Jawa dan Bahasa Inggris itu.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Amerika Bersatu Lia Sundah Santoso, yang juga merupakan penggagas acara, menyebut bahwa pandemi COVID-19 telah membuka kesempatan yang belum pernah terbayangkan sebelumnya bagi dunia seni, terutama bagi wayang kulit.

“Selama ini, salah satu kendala untuk dapat menikmati pertunjukan wayang kulit adalah tidak tersedianya cukup akses bagi pertunjukan jenis ini. Bentuk new normalmedia daring membuat wayang kulit dapat dinikmati di rumah masing-masing, dan menjadi salah satu opsi selain konser musik,” kata Lia.

Selain untuk melestarikan budaya Indonesia di luar negeri, pagelaran tersebut juga bertujuan untuk menggalang dana bagi para seniman wayang kulit di Wonogiri yang kehilangan mata pencaharian mereka akibat pandemi COVID-19. Pada penghujung acara, dana yang terkumpul mencapai Rp 25 juta.

Adapun Konsul Jenderal RI di San Fransisco, Simon D.I. Soekarno, berharap agar pertunjukan wayang kulit dapat ditampilkan secara langsung usai pandemi COVID-19 teratasi, terutama di pagelaran budaya di Indonesia di San Fransisco.

“Pertunjukan ini setidaknya dapat sedikit mengobati rasa rindu masyarakat AS akan seni budaya Indonesia,” ujarnya.

Selain KJRI San Fransisco, pagelaran wayang kulit virtual itu juga didukung oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nusantara Arts Buffalo New York, dan Indonesian Muslim Society of America (IMSA), serta Kantor Wali Kota New York, yang menyampaikan apresiasi Wali Kota Bill de Blasio atas kegiatan seni tersebut.

Baca juga: Matthew Cohen, dalang Amerika yang kasmaran dengan wayang Cirebon
Baca juga: Pagelaran wayang dan gamelan kontemporer pukau masyarakat Amerika

Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020