• Beranda
  • Berita
  • Okupansi hotel di Cirebon tembus 80 persen pada liburan panjang

Okupansi hotel di Cirebon tembus 80 persen pada liburan panjang

4 November 2020 00:08 WIB
Okupansi hotel di Cirebon tembus 80 persen pada liburan panjang
Dokumentasi. Pengunjung saat berada di rung resepsionis salah satu hotel di Kota Cirebon. ANTARA/Khaerul Izan.

Selama pandemi ini tingkat hunian hanya sekitar 30 sampai 50 persen. Momentum libur panjang ini merupakan rezeki bagi kami

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Cirebon, Jawa Barat, Imam Reza Hakiki mengatakan selama libur panjang akhir pekan okupansi hunian hotel mencapai 80 persen lebih dan ini menunjukkan tren yang positif saat pandemi.

"Selama libur panjang dan cuti bersama okupansi hunian hotel tembus hingga 80 persen lebih," kata Kiki sapaan akrabnya di Cirebon, Selasa.

Menurutnya, okupansi kamar hotel di Kota Cirebon meningkat sejak Rabu (28/10) hingga Minggu (1/11), di mana tertinggi terjadi pada tanggal 30 sampai 31 Oktober.

Pada tanggal tersebut, kata Kiki, okupansi hunian hotel di Kota Cirebon mencapai 84 persen dari 2.500 kamar hotel yang ada.

Baca juga: KAI: Penumpang di Cirebon melonjak 100 persen lebih saat libur panjang

"Dari 20 hotel yang tergabung di PHRI terdapat 2.500 kamar dan dari jumlah tersebut ada sekitar 2.100 kamar yang terisi pada tanggal 30-31 Oktober," ujarnya.

Dia melanjutkan saat awal libur panjang tepatnya pada tanggal 28-29 Oktober tingkat okupansi di 20 hotel itu mencapai 68 persen atau 1.700 kamar yang terhuni.

Sementara pada tanggal 29-30 Oktober, kata Kiki, okupansi kamar hotel di Kota Cirebon mencapai 80 persen dari total ketersediaan kamar.

Menurut dia, rata-rata wisatawan menginap selama dua hari karena mereka berkunjung ke Kota Cirebon hanya ingin berwisata kuliner saja.

"Rata-rata hanya dua hari saja, karena mereka di sini ingin wisata kuliner. Meskipun ada juga yang sampai tiga hari, tapi sangat jarang," tuturnya.

Baca juga: Okupansi hotel di JawaTimur mulai tumbuh

Dia mengatakan dengan adanya peningkatan okupansi di masa pandemi ini menunjukkan adanya tren positif dan menjadi rezeki bagi para pengusaha hotel.

Sebab selama masa pandemi COVID-19 sektor perhotelan sangat terdampak. Apalagi, kata dia, ketika masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan.

Namun pada masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) ada sedikit harapan, karena okupansi hotel juga mulai terus meningkat.

"Selama pandemi ini tingkat hunian hanya sekitar 30 sampai 50 persen. Momentum libur panjang ini merupakan rezeki bagi kami," katanya.

Baca juga: Tingkat okupansi hotel di Kota Malang meningkat saat libur panjang

 

Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020