Twitter, dikutip dari Reuters, Rabu, menangguhkan akun-akun tersebut karena beraktivitas mencurigakan. Salah satu akun yang dibekunan, SVNewsAlerts, memiliki 78.000 pengikut dan mengikuti 10.000 orang selama seminggu belakangan.
Akun-akun tersebut melanggar kebijakan platform mikrobolog tersebut soal "koordinasi", yaitu mengunggah konten yang identik dan berusaha tampil independen, untuk menutupi perilaku otomatis.
Baca juga: Bos Facebook dan Twitter akan bersaksi pascapemilu AS
Akun SVNewsAlerts berulang kali memperingatkan soal kerusuhan pemilu dan isu soal keamanan dan keandalan pemungutan suara.
Facebook juga menangguhkan laman (page) bernama SVNewsAlerts, namun menolak untuk berkomentar. Platform tersebut dikabarkan juga menangguhkan sejumlah akun karena aktivitas mencurigakan.
Laporan palsu tentang penipuan dan penundaan pemungutan suara bertebaran di media sosial di Amerika Serikat, yang mengadakan pemungutan suara Pemilu Presiden pada Rabu (3/10) waktu setempat.
FBI dan pengacara New York mengatakan sedang menyelidiki panggilan otomatis berisi desakan untuk tetap berada di rumah, yang juga terjadi di beberapa negara bagian lainnya.
Baca juga: Twitter Asia sempat "down" karena jaringan
Baca juga: Jelang Pilpres, unggahan Trump dilabeli bermasalah
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020