Siapa saja yang bisa kena "jerawat kelamin"?

4 November 2020 12:32 WIB
Siapa saja yang bisa kena "jerawat kelamin"?
Ilustrasi. ANTARA/Pixabay.
Walau cenderung jarang dibahas publik, benjolan merah muda mirip jerawat di organ genital yang disebut Moluskum Kontagiosum (MK) bisa menyerang siapa saja tak mengenal gender dan usia.

Dokter spesialis kulit dan kelamin sekaligus CEO Klinik Pramudia, Anthony Handoko mengatakan MK bisa menyerang anak usia 2-10 tahun dan orang dewasa berusia 20-60 tahun.

"MK jarang dibicarakan tetapi orang yang bisa terkena range-nya dari anak-anak hingga dewasa usia. Di klinik kami, secara statitistik kami cukup sering mendapatkan pasien yang mengalami MK, 2-4 kasus per bulan," kata dia dalam Virtual Media Briefing tentang Moluskum Kontagiosum: Jerawat genital yang mengganggu, Rabu.

Baca juga: Ini yang terjadi bila jarang ganti celana dalam

Baca juga: Orang tua perlu ketahui kelainan genital sejak dini


Jika pada dewasa, penyakit yang disebabkan virus pox ini menyerang bagian kulit yang tipis dan terluar (epidermis) seperti pada area genital seperti penis, di sela buah zakar, bibir luar vagina dan bagian kulit yang ditumbuhi rambut di atas organ genital, pada anak MK bisa muncul pada area punggung, lipatan sikut, leher dan lipatan ketiak.

Dari sisi tampilan, MK walau berbentuk benjolan mirip jerawat kurang dari 0,25 inci, namun ada yang khas yakni lesung di bagian tengah benjolan itu.

Pada anak, MK seringkali dianggap infeksi virus menular yang menyerang kulit, sementara pada orang dewasa labelnya berubah menjadi infeksi menular seksual (IMS), karena bisa muncul bersama penyakit seperti kutil kelamin, herpes dan lainnya.

Anthony mengatakan, munculnya MK bisa dialami mereka dengan status imun menurun terutama pendrita HIV+, AIDS. Ada juga laporan yang menyebut, penyakit ini dialami juga pada anak dengan dermatitis atopik tetapi hal ini masih perlu penelitian lebih lanjut.

Penyakit ini sangat menular dengan masa inkubasi virus 2-6 bulan dan dapat ditularkan dari orang ke orang melalui kontak seksual, kulit ke kulit atau hanya dengan menyentuh benda yang disentuh penderita yang terinfeksi.

"Kontak seksual, kontak non-seksual seperti berpegangan tangan (pada anak utamanya), autoinokulasi (menyebar ke bagian tubuh lainnya karena bersentuhan atau karena pasien menggaruk lesi), fomites seperti berbagi benda semisal handuk bersama walau masih sebatas kecurigaan sehingga masih perlu penelitian lebih akurat," papar Anthony.

Secara umum, MK tidak akan menganggu kesehatan dan menyebabkan status imunitas penderitanya turun, melainkan orang dengan status daya tahan tubuh yang buruk lalu terkena MK maka penyakit ini akan lebih cepat meluas ke area tubuh lainnya.

Untuk mencegah tertularnya dari virus MK, selain menghindari kontak fisik dengan penderita, masyarakat perlu untuk selalu menjaga kesehatan dan imunitas tubuh, serta selalu menjaga kebersihan.

Masyarakat diimbau untuk segera konsultasi ke dokter penyakit kulit dan kelamin jika mendapati jerawat yang cepat sekali bertambah banyak di sekitar area genital pada orang dewasa dan di sekitar punggung, kaki, tangan dan dada pada anak.

Baca juga: Ahli sebut pria rentan terkena penyakit kutil kelamin

Baca juga: Kondom Perempuan Tidak Cegah Penyakit Kelamin

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020