• Beranda
  • Berita
  • KOI: Presiden akan ke Swiss demi pencalonan tuan rumah Olimpiade 2032

KOI: Presiden akan ke Swiss demi pencalonan tuan rumah Olimpiade 2032

4 November 2020 12:43 WIB
KOI: Presiden akan ke Swiss demi pencalonan tuan rumah Olimpiade 2032
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari berpose di kantornya di Senayan, Jakarta, Kamis (16/7/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.
Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari menyatakan Presiden Joko Widodo akan berkunjung ke markas Komite Olimpiade Internasional (IOC) di Swiss terkait keinginan Indonesia untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.

"Kami mohon kepada Bapak Presiden agar bisa berkunjung ke kantor IOC di Lausanne, Swiss dan Presiden setuju dan itu akan sangat membantu proses pencalonan kita sebagai tuan rumah Olimpiade dan Paralimpiade 2032," kata Raja Sapta dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Rabu.

Raja Sapta menyampaikan hal tersebut setelah mengikuti rapat terbatas melalui video conference dengan topik "Rencana Pencalonan Indonesia Menjadi Tuan Rumah Olimpiade Tahun 2032" yang dipimpin langsung oleh Presiden Jokowi.

Baca juga: Presiden minta peta jalan pencalonan sebagai tuan rumah Olimpiade 2032

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir yang juga anggota IOC asal Indonesia juga pernah mengunjungi markas IOC di Swiss pada Oktober 2020 lalu.

Pada Olimpiade 2032, Indonesia akan bersaing dengan negara lain yang juga ingin menjadi tuan rumah yaitu Australia, Jerman, Unifikasi Korea, Qatar dan India.

"Tapi kami juga dalam ratas tadi sampaikan keunggulan yang dimiliki Indonesia yang cukup percaya diri berkompetisi dengan negara-negara lain mengingat keadaan cuaca maupun suhu yang relatif stabil di Indonesia, keamanan, keramahan, kuliner, keindahan menjadi pertimbangan utama," ungkap Raja Sapta.

Presiden Jokowi, menurut Raja Sapta, juga sudah mengirimkan surat pada 2018 berisi penawaran resmi Indonesia untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.

"Yang kita lakukan hari ini adalah perjuangan yang nantinya akan jadi legacy karena surat Presiden RI yang dibuat pada 2018 sudah menjadi dokumen sejarah yang mengangkat harkat dan martabat Indonesia ke level yang lebih tinggi di kancah olahraga dunia yaitu menjadi kandidat tuan rumah Olimpiade dan Paralimpiade 2032," tambah Raja Sapta.

Baca juga: Presiden: Pencalonan tuan rumah Olimpiade bukan untuk "gagah-gagahan"

Bila Indonesia diberi kepercayaan sebagai tuan rumah Olimpiade 2032, menurut Raja Okto, akan terukir sejarah baru dunia olahraga.

"Yaitu untuk pertama kalinya Olimpiade diadakan di Asia Tenggara. Mudah-mudahan kita bisa mendapatkan semua kepercayaan yang dimaksud dan kami memohon dukungan seluruh masyarakat Indonesia untuk berjuang bersama kita dan membuktikan bahwa Indonesia juga mampu menjadi tuan rumah Olimpiade dan Paralimpiade 2032," jelas Raja Sapta.

Terkait dengan penganggaran, menurut Raja Okto, hasil dari rapat terbatas menyatakan bila Indonesia menjadi tuan rumah, anggaran akan dikucurkan dengan tahun jamak (multi years) selama 3 tahun yang sifatnya konsultasi.

"Salah satu proses penting dalam bidding ini adalah polling, sehingga kami sangat butuh dukungan dari masyarakat Indonesia. IOC sudah menyampaikan bahwa kota yang akan jadi tuan rumah adalah kota yang memiliki legacy', sustanibility, support masyarakat, dan eco-friendly'" tambah Raja Sapta.

Meski Indonesia terdampak COVID-19 khususnya dari sisi ekonomi, namun Raja Okto optimis kondisi ekonomi Indonesia akan stabil dan membaik.

"Kita cukup confident dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia kita bisa jadi tuan rumah Olimpiade maupun Paralimpiade yang terbaik," ungkap Raja Sapta.

Baca juga: Presiden: Pelajari norma baru tuan rumah Olimpiade IOC
Baca juga: Persaingan ketat, KOI butuh dukungan pemerintah untuk Olimpiade 2032
Baca juga: KOI tunggu ratas untuk matangkan bidding Olimpiade 2032

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2020