"Sekitar sepertiga dari total 2.000 responden yang baru melakukan cuci tangan pakai sabun, memakai masker, dan menjaga jarak secara sekaligus," kata Konsultan UNICEF Risang Rimbatmaja dalam acara diskusi mengenai keterlibatan masyarakat dalam merespons pandemi COVID-19 di Jakarta, Rabu.
Sementara persentase warga yang menjalankan dua dari tiga aksi dalam 3M sekaligus, menurut hasil survei UNICEF, sekitar 36 persen di Medan, Jakarta, Surabaya, Bandung, Makassar, dan Semarang.
Survei juga memperlihatkan 23,2 persen warga yang menjadi responden hanya melakukan satu dari tiga upaya pencegahan penularan COVID-19 dan 9,3 persen responden sama sekali tidak menjalankan 3M.
Persentase warga yang menjalankan 3M sekaligus di Kota Semarang tercatat 39,1 persen, paling tinggi dibandingkan dengan daerah-daerah lain yang disurvei. Jakarta menyusul dengan 37 persen diikuti Surabaya (32 persen), Makassar (19,6 persen), serta Kota Bandung dan Medan dengan masing-masing 16,6 persen.
UNICEF Communications Development Specialist Rizky Ika Syafitri mengatakan responden yang sudah rutin mencuci tangan pakai sabun tercatat 70 persen, menggunakan masker sebanyak 70 persen, dan menjaga jarak sebanyak 48 persen.
Meski persentase responden yang rutin mencuci tangan dan menggunakan masker cukup tinggi, namun persentase responden yang menjalankan tiga aksi kunci sekaligus untuk mencegah penularan COVID-19 belum tinggi.
Padahal mestinya ketiga langkah pencegahan itu dilakukan sekaligus.
"Untuk mencegah penularan kita tidak bisa hanya pakai masker saja atau jaga jarak saja. Maka ketiganya harus dilakukan secara bersama," kata Rizky.
Ia menambahkan, hasil survei mengenai penerapan 3M tersebut merupakan tantangan bagi agen-agen perubahan perilaku untuk menggencarkan kampanye guna membudayakan perilaku pencegahan COVID-19.
Baca juga:
Kampanye 3M di Purbalingga diperkuat untuk tekan penyebaran COVID-19
IDI: 3M harus tetap diterapkan meski ada vaksin COVID-19
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020