Risan (41) warga setempat, Senin, mengatakan, kerusakan jalan dengan kondisi aspal yang mengelupas membuat akses warga dari Desa Pantai Mekar menuju kantor Kecamatan Muaragembong terganggu.
"Kondisinya sudah mirip sekali dengan kubangan kerbau. Banjir dari luapan Kali Citarum menggenangi daerah itu setinggi 40 centimeter selama sepekan," katanya.
Akibat lambatnya penanganan pemerintah setempat terhadap situasi itu, kata dia, warga secara swadaya memperbaikinya dengan menggunakan pasir dan dan batu kapur.
"Warga yang menambal jalan dengan tumpukan karung berisi pasir dan batu kapur. Sementara sisi jalan hanya ditopang dengan bambu untuk menahan beban muatan kendaraan yang lewat," ujarnya.
Hal senada diungkapkan Yayan (28). Dirinya berharap Pemkab tanggap dan segera melakukan perbaikan dengan kondisi jalan yang sudah rusak parah tersebut agar tidak semakin meluas dan menimbulkan perdebatan di kalangan warga.
"Truk pengangkut bantuan untuk para korban pascabanjir terpaksa tidak kami ijinkan, dan memutar melewati jalan lain sehingga kandang bantuan tersebut terlambat sampai tujuan," katanya.
Dikatakan Yayan, sejumlah pipa saluran air dan saluran telekomunikasi juga mengalami kerusakan akibat
tergerus air. "Pipa air yang ditanam dari dalam tanah ada yang patah. Jika dibiarkan terus bisa rusak," katanya.
Pemkab Bekasi harus segera turun tangan untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak agar aktifitas warga tidak terganggu," katanya.
Secara terpisah, Sekretaris Komisi C DPRD Kabupaten Bekasi, Hasan Bisri mengatakan Pemprov Jabar hingga kini masih membahas masalah perbaikan infrastruktur di Kecamatan Muaragembong.
"Kami masih mengumpulkan total kerugian secara nominal sebelum menyampaikannya kepada Gubernur," katanya.
Pihaknya hingga kini masih memprioritaskan perbaikan tanggul yang jebol terdorong air di Desa Pantai Mekar dan Pantai Sederhana. "Rata-rata yang jebol mencapai 40 hingga 80 meter.
Jika infrastruktur diperbaiki tanpa dibarengi perbaikan tanggul yang menjadi pokok permasalahannya maka akan sia-sia saja," ujarnya. (AFR/K004)
Pewarta: mansy
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010