Rekomendasi itu disampaikan Cecep yang juga Guru Besar Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI) dalam webinar bertajuk "Pelestarian Cagar Budaya Selama Konstruksi MRT Jakarta Fase 2", Kamis.
"Kami merekomendasikan di kedua lokasi ini (lokasi sekitar Stasiun Thamrin dan Stasiun Monas) bisa dibangun MRT (Fase 2A Segmen 1) karena relatif aman," katanya.
Dalam temuan tim, tidak ada bangunan masif yang kemungkinan akan terganggu. "Tapi walaupun demikian kita merekomendasikan dengan catatan memerhatikan jika nanti ada temuan arkeologi berikutnya," kata Cecep.
Cecep bersama 5 orang yang terpilih bertanggung jawab dalam ekskavasi jalur-jalur yang akan dibuat untuk MRT Jakarta Fase 2A Segmen 1, yaitu Jalan Kebon Sirih, Jalan MH Thamrin dan kawasan sekitar Monumen Nasional (Monas).
Ada 14 titik yang menjadi lokasi ekskavasi dengan kedalaman beragam mulai dari 1 meter hingga 2 meter. Saat penggalian dihasilkan temuan berupa potongan keramik, potongan botol, potongan tembikar, tulang-tulang yang diduga berasal dari urukan.
Baca juga: Tim arkeolog beberkan temuan eskavasi di jalur Fase 2A MRT Jakarta
Baca juga: MRT jelaskan sebab tender tiga paket pekerjaan Segmen 2 terkendala Cecep memastikan penemuan arkeologi itu telah ditangani sesuai secara profesional dan dipastikan aman.
Nantinya temuan- temuan ekskavasi itu ditampilkan secara khusus oleh MRT Jakarta dalam sebuah galeri untuk menunjukkan perjalanan pembangunan MRT dengan rute Bundaran HI-Harmoni itu.
"Dalam pertemuan institusi kami dengan MRT, MRT akan membuat suatu arena atau semacam galeri untuk menampilkan semua temuan-temuan dari kegiatan ekskavasi ini," katanya.
Penempatannya mungkin di beberapa stasiun tertentu yang menggambarkan informasi ketika proses pembangunan MRT ini. "Itu nanti menggambarkan bagaimana temuan-temuan penting cagar budaya yang ditemukan selama kegiatan bukan hanya ekskavasi tapi selama pembangunan MRT," kata Cecep.
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020