"Revisi PP ini sangat ditunggu. Harus segera diselesaikan. Kalau tidak, tidak akan bisa menurunkan prevalensi perokok anak," kata Ketua Yayasan Lentera Anak, Lisda Sundari dalam jumpa pers yang diadakan secara virtual yang diikuti dari Jakarta, Kamis.
Lisda mengatakan salah satu penyebab prevalensi perokok anak meningkat adalah ketiadaan aturan yang kuat. Revisi PP 109/2012 harus segera diselesaikan untuk memperkuat aturan pengendalian tembakau guna menurunkan prevalensi perokok anak.
Baca juga: Upaya lindungi anak dari bahaya paparan rokok tergolong berat
Bila revisi PP 109/2012 terus menerus ditunda, Lisda khawatir tujuan untuk menurunkan prevalensi perokok anak tidak akan tercapai sesuai dengan sasaran dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
"Perlu waktu untuk sosialisasi dan koordinasi. Belajar dari pengalaman PP 109/2012, perlu waktu setahun hingga dua tahun untuk sosialisasi. Kalau untuk sosialisasi perlu waktu lama, bagaimana implementasinya?" tuturnya.
Dalam jumpa pers tersebut, aliansi menyatakan revisi Peraturan tersebut mendesak segera diselesaikan pada 2020 untuk mendukung RPJMN 2020-2024.
Menurut Aliansi, perlu kebijakan yang kuat untuk dapat mencapai sasaran yang sudah ditetapkan pemerintah dalam RPJMN 2020-2024, salah satunya dengan merevisi PP 109/2012.
Aliansi mendorong pemerintah melindungi anak dengan membuat kebijakan yang kuat dalam pengendalian tembakau untuk melindungi anak dari paparan asap rokok serta iklan, promosi, dan sponsor rokok yang menjadi salah satu strategi industri rokok menyasar anak-anak untuk menjadi perokok pemula.
Baca juga: Indonesia urutan tiga dunia prevalensi perokok anak
Baca juga: Iklan rokok pengaruhi peningkatan perokok anak di Indonesia
Baca juga: Survey: Terjangkaunya harga sebabkan meningkatnya perokok anak
Karena itu, Aliansi meminta revisi PP 109/2012 memperkuat kebijakan untuk melarang iklan, promosi, dan sponsor rokok, melarang penjualan rokok secara batangan, melarang penjualan rokok kepada anak-anak, meningkatkan peringatan kesehatan bergambar, melarang iklan rokok di internet, dan kebijakan lain untuk menghindarkan anak dari akses rokok.
Aliansi juga menyatakan akan terus melakukan upaya-upaya melindungi anak dari paparan asap rokok serta iklan, promosi, dan sponsor rokok melalui berbagai edukasi dan sosialisasi.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020