Dengan begitu, China sudah dua kali menutup pintu-pintu perbatasannya bagi warga asing.
Negara itu pertama kali mengambil langkah yang sama pada 28 Maret hingga 23 September 2020.
Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Wang Wenbin pada Kamis menjamin bahwa kebijakan penangguhan terbaru itu bersifat sementara.
Kedutaan China di beberapa negara tertentu sudah jelas menyatakan bahwa keputusan tersebut bersifat sementara untuk memastikan bahwa pencegahan dan penanggulangan COVID-19 berjalan dengan baik, demikian pernyataan Wang kepada pers.
Melihat pengalaman beberapa negara, dia menjelaskan, China perlu menyesuaikan kebijakan terkait dengan perkembangan pandemi.
Ia menyampaikan bahwa penangguhan tersebut sangat beralasan dan sesuai dengan praktik-praktik internasional.
Wang menyarankan warga negara asing untuk selalu mengikuti perkembangan kebijakan melalui beberapa kedutaan China.
Kedutaan China di Bangladesh, Kamis, mengumumkan penangguhan sementara kembalinya warga negara Bangladesh ke China yang memegang visa dan izin tinggal yang masih berlaku, baik untuk keperluan pekerjaan, bisnis, maupun bertemu anggota keluarga.
Kedutaan tidak lagi mengeluarkan formulir untuk mendapatkan sertifikat kesehatan seperti sebelumnya.
Kebijakan yang sama juga dikeluarkan oleh beberapa kedutaan, termasuk Filipina dan Inggris.
Kebijakan tersebut hanya berlaku bagi warga negara asing, sedangkan warga negara China yang hendak pulang dari beberapa negara tetap diizinkan masuk.
Baca juga: COVID-19 di Xinjiang makin tinggi, China keluarkan edaran
Baca juga: China klaim hasil uji klinis vaksin COVID-19 aman bagi manusia
Baca juga: Jepang longgarkan pembatasan perjalanan untuk China dan 8 negara lain
Museum arsitektur Wuhan pamerkan kecepatan China dalam perangi COVID-19
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020