Dalam laman resmi klub, Jumat, Jajang mengatakan penangguhan kompetisi hingga awal 2021 sudah mempengaruhi mental pemain dan merugikan tim karena tim sudah dalam kondisi siap tempur tapi tiba-tiba kompetisi kembali ditangguhkan.
"Sekarang mental, psikologi pemain sudah kena, jadi tahun depan mesti lebih banyak persiapan jangan sampai terulang seperti tahun ini. Mudah-mudahan liga lebih baik kualitasnya di tahun depan," kata Jajang.
Ia menyayangkan sikap pihak-pihak terkait yang membuat liga terus berubah padahal Indonesia bisa belajar dari negara-negara lain di Asia Tenggara yang sanggup menggelar kompetisi di tengah pandemi seperti Malaysia dan Thailand.
Baca juga: Bhayangkara FC akan uji coba untuk ukur perkembangan tim
"Tiru negara Asean kaya Thailnd, jangan selalu ke Eropa yang jauh-jauh. Kita ini olahraga jangan disatuin sama politik," kata dia.
Namun di sisi lain ada hikmah di balik penundaan kompetisi hingga tahun depan, Jajang yang baru saja sembuh dari cedera bisa memaksimalkan jeda waktu panjang ini untuk mengembalikan kondisi fisik secara prima.
"Buat saya molornya kompetisi ada keuntungannya buat recovery cedera dan persiapan tahun depan. Karena sembilan bulan pasca operasi saya jalani terapi sampai dan sekarang maintenance di gim biar otot enggak kendur," kata dia.
Bhayangkara FC memutuskan untuk meliburkan pemain. Pasukan Paul Munster itu diminta tetap berlatih mandiri di kediaman masing-masing guna menjaga kondisi fisik tidak menurun drastis.
Baca juga: Jajang Mulyana siap kembali merumput usai pulih dari cedera panjang
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2020