• Beranda
  • Berita
  • PBB Indonesia: Distribusi vaksin COVID-19 perlu kebijakan inklusif

PBB Indonesia: Distribusi vaksin COVID-19 perlu kebijakan inklusif

6 November 2020 21:41 WIB
PBB Indonesia: Distribusi vaksin COVID-19 perlu kebijakan inklusif
Ilustrasi - Botol-botol dosis vaksin COVID-19 di laboratorium. ANTARA/Shutterstock.
Kebijakan inklusif, yang merangkul semua kalangan, akan menjadi jaminan bahwa vaksin COVID-19 dapat tersedia serta terjangkau bagi semua orang di Indonesia, kata Kepala Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Indonesia Valerie Julliand.

"Kami mendukung penentuan kebijakan yang inklusif, yang akan memandu proses distribusi vaksin, dan juga mengadvokasikan agar kelompok rentan dapat membawa suara mereka jika diperlukan," ujar Julliand kepada ANTARA dalam wawancara di Jakarta, Jumat.

"Di luar dari perkara ketersediaan dan keterjangkauan, proses distribusi merupakan tantangan paling penting yang harus kita hadapi ke depannya," kata dia, merujuk pada kaitannya dengan jumlah populasi Indonesia yang sangat besar dan tersebar di wilayah yang luas.

Dari sisi distribusi, tantangan-tantangan yang muncul termasuk perihal logistik, cold chain (rantai dingin, istilah dalam transportasi vaksin yang memerlukan penyimpanan di suhu rendah), serta administrasi dalam proses tersebut.

Demi mencapai target penyebaran vaksin COVID-19 tersebut, Kantor Perwakilan PBB di Indonesia mengatakan pihaknya menjalin kerja sama, tak hanya dengan pihak pemerintah sebagai pemeran utama, namun juga dengan sektor swasta yang dapat membantu produksi vaksin.

Pertengahan September 2020, Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Kesehatan RI untuk kerja sama pengadaan dan distribusi vaksin COVID-19.

Indonesia telah menjadi bagian dari COVAX, inisiatif global untuk menjamin akses vaksin COVID-19 di seluruh dunia yang dipelopori, salah satunya, oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) --institusi di bawah PBB.

Dengan bergabung dalam kerangka kerja sama ini, Indonesia akan memperoleh vaksin untuk 20 persen jumlah penduduk, dengan bantuan keringanan finansial melalui mekanisme Official Development Assistance (ODA), seperti yang telah disebutkan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi.

"Yang ingin kami lakukan di Indonesia, bersama pemerintah yang memang ingin mencapainya, adalah secara bersamaan memproduksi vaksin sendiri dan juga membuka kemungkinan untuk mendapat pengadaan dari pihak internasional [...] karena kita mempunyai populasi yang amat besar untuk divaksinasi," ujar Julliand.

Baca juga: Menkominfo: Vaksin COVID-19 untuk semua warga negara Indonesia

Baca juga: Indonesia amankan 100 juta dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca

Baca juga: Dirjen WHO: 184 negara bergabung dalam program COVAX


 

Menko Airlangga pastikan vaksinasi aman sesuai prosedur BPOM

Pewarta: Suwanti
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020