Setelah terhenti sejak April akibat imbas pandemi COVID-19, pelatnas taekwondo kini mulai kembali berjalan normal di GOR POPKI Cibubur.
“(Pelatnas) sudah mulai berjalan sejak 3 Agustus. Setelah taekwondo melaksanakan pelatnas pada Januari, lalu April terhenti jadi atlet latihan di mess,” ujar manajer timnas taekwondo Indonesia Pino Indra saat dihubungi dari Jakarta, Minggu.
Taekwondo yang sudah memulai pelatnas sejak Januari itu dihentikan sementara waktu karena kekhawatiran terhadap penularan virus corona di Indonesia. Para atlet pun terpaksa berlatih secara mandiri di Mess Cibubur.
Namun kini pelatnas sudah kembali digelar secara tatap muka bersama tiga orang pelatih, meskipun belum ada kepastian terkait jadwal turnamen maupun kejuaraan kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo.
Baca juga: Taekwondo ingin gelar pelatnas 1 Juni
Pino mengatakan Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PB TI) saat ini hanya bisa memfasilitasi uji tanding di dalam negeri sehubungan dengan adanya larangan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk mengirimkan atlet training camp ke luar negeri.
“Kemenpora tidak memperbolehkan melaksanakan TC ke luar negeri sesuai dengan perintah Menpora. Semua cabor tidak boleh, hanya sepak bola saja karena ada Inpresnya (Instruksi Presiden). Nah itu belum dicabut sampai sekarang,” ujarnya.
Pelatnas taekwondo awalnya dijadwalkan untuk melakukan uji coba dan TC di Timur Tengah dan Korea Selatan pada September.
Baca juga: Taekwondo Indonesia jadwalkan uji coba ke Korea Selatan pada September
Sebagai penggatinya, tim pelatnas taekwondo pada 23 September telah melaksanakan uji coba di Bandung bersama tim pemusatan latihan daerah (pelatda) PON Jawa Barat dan Banten pada 2-5 November.
Pino memperkirakan kegiatan pelatnas masih akan dilakukan di dalam negeri setidaknya hingga akhir tahun ini. Meski begitu, pengurus, lanjut dia, sudah memprogramkan agar TC bisa dilaksanakan pada Februari tahun depan sebelum menghadapi turnamen kualifikasi Olimpiade Tokyo.
“Saya perkirakan (kejuaraan kualifikasi) mungkin di awal tahun sekitar April atau Mei. Untuk itu, saya programkan sekitar Februari bisa melaksanakan TC sebelum kualifkasi,” pungkas dia.
Baca juga: Demi persiapkan kualifikasi Olimpiade, pelatnas taekwondo butuh lima kejurnas
Meski sudah kembali menjalani pelatnas, Pino tak menampik bahwa program latihan yang telah disusun terganggu sehingga harus dirombak total.
Belum lagi ketiadaan kompetisi serta lawan tanding yang sepadan juga sudah pasti membuat para atlet jenuh. Salah satu atlet Defia Rosmaniar, misalnya, sempat menyatakan bahwa berlatih sendiri tanpa lawan tanding cukup membosankan.
“Latihan sendiri dan tidak ada lawan tanding jadi sedikit bosan,” ucap Defia saat bincang-bincang bersama KONI Pusat Juni lalu.
Baca juga: Mahasiswa Udinus sabet emas di kejuaraan Poomsae virtual internasional
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2020