Rektor Unnes Fathur Rokhman saat penganugerahan di kompleks kampus Unnes di Semarang, Senin mengatakan gelar tersebut merupakan bentuk memuliakan ilmu, rasa hormat dan bangga kepada guru, ulama, sekaligus tokoh kharismatik yang telah berkontribusi terhadap bangsa dan negara melalui seni berdakwa yang menyejukkan dan mendamaikan.
"Habib Lutfi memiliki gaya berdakwah yang natural dan elegan, yang membedakan dengan ulama lainnya," katanya.
Materi dakwah yang disampaikan, lanjut dia, juga mengemas tiga pilar pemberdayaan umat; yakni agama, kebangsaan, dan pertumbuhan ekonomi.
Menurut dia, selama satu semester, Unnes telah melakukan kajian terhadap kiprah dan pemikiran Habib Lutfi di masyarakat.
"Berdasarkan kajian tersebut, Habib Lutfi bin Yahya adalah sosok yang layak untuk menerima gelar tersebut," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Habib Lutfi juga menyampaikan orasi ilmiah yang berjudul "Strategi Pemberdayaan Umat dan Sejarah Kebangsaan".
Habib Lutfi menjelaskan tentang keterbukaan informasi, maraknya media sosial serta penggunaan bahasa yang mempengaruhi kondisi beragama, berbangsa dan bernegara.
Ia juga mengungkapkan tentang meluasnya berita hoaks dan ujaran kebencian yang menyebabkan situasi kacau.
"Oleh karena itu, pendakwah perlu menyampaikan hal-hal yang tidak menyimpang dari khazanah beragama dan bernegara," katanya.
Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020