Harapan itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia I Gede Ngurah Swajaya, saat memberi sambutan pada pembukaan INA-LAC 2020, acara temu bisnis yang diadakan rutin tiap tahun sejak 2019.
"Jumlah transaksi (antara komunitas pebisnis Indonesia, Amerika Latin, dan Karibia, red) memang masih kecil. Namun, misi terpenting (INA-LAC, red) meningkatkan interaksi (antarpengusaha di wilayah tersebut, red)," kata Ngurah Swajaya, yang menyampaikan sambutannya secara langsung di depan sejumlah duta besar dan perwakilan komunitas pengusaha, di Jakarta, Senin.
Ia menambahkan bahwa pemerintah Indonesia berharap INA-LAC 2020, yang sebagian besar acaranya diadakan lewat forum virtual, juga dapat menambah pengetahuan komunitas usaha di Amerika Latin dan Karibia mengenai peluang berinvestasi di Indonesia, sehingga nantinya ada lebih banyak transaksi bisnis yang konkret diteken dua pihak.
Sejauh ini, total nilai dagang Indonesia dan negara-negara di Amerika Latin serta Kepulauan Karibia masih cukup rendah. Banyak area kerja sama potensial yang belum dijajaki oleh masing-masing pihak.
Oleh karena itu, interaksi dan komunikasi yang intens antara komunitas bisnis di Indonesia, Amerika Latin, dan Karibia menjadi langkah awal untuk menjajaki peluang kerja sama bidang perdagangan dan investasi, kata Ngurah Swajaya.
"Memahami (peluang bisnis, red) satu sama lain adalah kunci. [...] Adanya forum bisnis ini membuat jarak yang terbentang jauh antara Indonesia dan Amerika Latin tidak lagi jadi masalah apalagi ditambah adanya peluang kerja sama ekonomi digital sebagaimana disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi," terang Ngurah merujuk pada isi sambutan menlu RI saat membuka acara INA-LAC 2020 secara virtual dari Ruang Nusantara, Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi lewat sambutannya menyebut total nilai dagang Indonesia dan negara-negara di Amerika Latin serta Karibia (LAC) mencapai dua persen dari keseluruhan nilai dagang Indonesia dan negara-negara di dunia. Sementara dari total nilai dagang negara-negara LAC, nilainya hanya mencapai 0,34 persen.
"Artinya, untuk membuka banyak potensi kerja sama, kita harus mampu menciptakan pendekatan baru dan membuat terobosan," kata Retno.
Lewat sambutannya, Retno mengusulkan agar dua pihak memperkuat kerja sama di bidang ekonomi digital, khususnya perdagangan digital dan e-commerce.
Tidak hanya itu, Retno mengajak negara-negara di Amerika Latin dan Karibia untuk menjadikan INA-LAC tidak hanya sebagai forum temu bisnis, tetapi institusi/organisasi dagang yang mewadahi kepentingan pengusaha dari dua pihak.
"Kita harus melembagakan Forum Bisnis INA-LAC," ujar Menlu Retno kepada para perwakilan pemerintah negara-negara di Amerika Latin dan Karibia serta komunitas pengusaha.
INA-LAC merupakan salah satu acara temu bisnis yang diinisiasi oleh Kementerian Luar Negeri RI sejak tahun lalu. Lewat acara itu, Pemerintah Indonesia berupaya meningkatkan kerja sama dagang dan ekonomi dengan 33 negara di wilayah Amerika Latin dan Kepulauan Karibia -- kawasan yang memiliki total nilai Produk Domestik Bruto sebanyak 5,78 triliun dolar AS (sekitar Rp81.209 triliun).
Baca juga: Menlu resmikan INA-LAC.com, tawarkan 108 proyek siap investasi
Baca juga: Kiat Indonesia dekati pasar Amerika Latin, Karibia
Baca juga: Forum Indonesia-Amerika Latin hasilkan kesepakatan 33,12 juta dolar AS
RI sasar ekspor ke Amerika Latin-Karibia lewat INA-LAC 2020
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020