Kurs dolar AS menguat dan yen jatuh pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), saat para investor melepaskan mata uang Jepang dan membeli mata uang berisiko serta greenback karena kepercayaan pasar terhadap ekonomi dan perdagangan dunia meningkat menyusul kemajuan vaksin COVID-19 dan prospek Joe Biden menjadi Presiden AS.Kami melihat ekspansi perdagangan besar di sini
Yen yang telah menjadi mata uang safe haven favorit, mengalami kerugian terbesar terhadap dolar AS sejak Maret, dengan greenback melonjak sebanyak 2,2 persen. Apa yang disebut mata uang "berisiko", seperti dolar Australia dan krone Norwegia, semakin menguat.
Pergerakan tersebut terjadi setelah Biden mengumumkan langkah pertamanya sebagai presiden dan Pfizer Inc serta mitranya di Jerman BioNTech mengumumkan bahwa vaksin COVID-19 eksperimental mereka lebih dari 90 persen efektif dalam hasil uji coba awal dalam apa yang dikatakan para ahli titik balik untuk menghentikan pandemi.
Kepresidenan Biden diharapkan dapat menopang perdagangan internasional melalui kebijakan yang mantap dan prospek vaksin virus corona yang sukses dipandang sebagai penarik utama.
Sebagian besar pergerakan yen adalah pelepasan perdagangan sebelumnya, kata Mazen Issa, ahli strategi valas senior, di TD Securities. "Ada banyak posisi jangka panjang yen yang dibangun di pasar valas menjelang pemilihan," katanya.
Tetapi dolar AS juga naik 0,41 persen terhadap euro ketika pasar menjadi lebih yakin bahwa vaksin dapat memungkinkan ekonomi AS tumbuh cukup cepat untuk menaikkan suku bunga.
"Semua ini mungkin mengarah pada narasi tentang pengecualian AS dan arus modal kembali ke AS," tambah Issa.
Berita vaksin "memberikan dorongan yang luar biasa untuk selera risiko," kata Ed Moya, analis pasar senior di pialang valuta asing OANDA.
“Ada banyak kecemasan dalam ekspektasi investor untuk hasil uji coba vaksin ini, dan yang pertama keluar dari gerbang memiliki tingkat efektif 90 persen yang menakjubkan, jauh melebihi konsensus,” kata Moya. “Kami melihat ekspansi perdagangan besar di sini.”
Joseph Trevisani, analis senior, FXStreet.com, mengatakan suku bunga yang lebih tinggi dapat mendukung dolar. “Biasanya, ketika ekonomi AS berjalan baik, itu mendukung dolar. Kami belum melihat banyak hal seperti itu di era COVID.”
Imbal hasil obligasi juga melonjak di Amerika Serikat dan Eropa, dan indeks saham-saham utama naik sebanyak empat persen.
Dolar AS menguat 0,57 persen menjadi 92,695 terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, setelah minggu lalu menyentuh level terendah 10 minggu di 92,12.
Baca juga: Dolar AS jatuh ke terendah dalam dua bulan
Baca juga: Dolar merosot terendah 2 minggu, terimbas kebijakan Federal Reserve
Baca juga: Dolar AS naik saat investor melepas spekulasi pengeluaran fiskal besar
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020