Pemerintah optimis pemanfaatan kecerdasan artifisial (AI) akan mengungkit ekonomi masa depan karena meningkatkan efisiensi dan produktivitas bisnis serta mendorong inovasi di berbagai sektor.Penerapan industri 4.0 juga dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas pekerja, mendorong ekspor netto, dan membuka lapangan pekerjaan tambahan
"Pemerintah meyakini AI mampu menjadi game changer, dan sedang terakselerasi di masa pandemi saat ini," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Inovasi Indonesia AI Summit (AIS) 2020 secara virtual di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, AI dapat diterapkan di banyak sektor namun pemerintah memprioritaskan beberapa sektor sebagai pengungkit, salah satunya sektor manufaktur.
Untuk itu, intervensi pemerintah untuk mempercepat implementasi industri 4.0 diperlukan guna merevitalisasi industri manufaktur Indonesia.
"Penerapan industri 4.0 tersebut juga dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas pekerja, mendorong ekspor netto, dan membuka lapangan pekerjaan tambahan sebagai upaya bagi Indonesia menuju lima ekonomi terbesar di dunia 2045 serta (diproyeksikan) berhasil lolos dari middle income trap 2036," imbuhnya.
Baca juga: Pusat inovasi dan pengembangan SDM industri 4.0 akan dibangun di 2021
Untuk mendukung AI, sudah dibentuk Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Indonesia 2020-2045 yang sudah disusun melalui pendekatan quadruple helix yakni pemerintah, industri, akademisi, dan komunitas masyarakat.
Pengembangan AI di Indonesia diarahkan untuk memperkuat empat kelompok etika dan kebijakan, pengembangan talenta, infrastruktur dan data serta riset dan inovasi industri.
Ia menambahkan pemanfaatan AI juga harus diarahkan untuk menjawab berbagai permasalahan pembangunan di Indonesia, termasuk penanganan pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional.
Baca juga: Pentingnya talenta digital untuk dorong kompetisi industri 4.0
Beberapa di antaranya adalah untuk tracking dan tracing orang-orang yang sudah mengikuti imunisasi atau vaksinasi, untuk mengetahui pergerakan dan kepadatan kendaraan dan manusia di satu tempat dalam satu waktu, sehingga dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas pelaksanaan kebijakan PSBB.
"Perkembangan AI tentunya dilatarbelakangi oleh perkembangan teknologi digital yang menyokong perubahan terutama saat masa pandemi," ujar mantan Menteri Perindustrian itu.
Sebab, lanjut dia, dengan adanya pembatasan interaksi dan aktivitas fisik, maka infrastruktur dan layanan digital menjadi tulang punggung bagi berbagai kegiatan produktif masyarakat, dunia usaha, dan bahkan Pemerintah.
Mencermati hal itu, pemerintah menjalankan agenda transformasi digital sebagai akselerator pemulihan ekonomi nasional dan pendukung transformasi ekonomi.
Baca juga: Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial fokus ke talenta digital
Baca juga: Kemenperin: Teknologi AI dongkrak produktivitas industri
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020