BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Kaltara triwulan III 2020 tercatat 1,46 persen.
"Kaltara bebas resesi karena pemulihan ekonomi berjalan baik oleh pemerintah bersama pemerintah daerah selama pandemi COVID-19,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setprov Kaltara Taupan Majid di Tanjung Selor, Baru.Hal itu menanggapi kondisi perekonomian nasional pada kuartal III oleh Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Kamis (5/11/2020).
"Seperti diungkapkan, Kepala BPS secara umum hampir semua daerah masuk resesi karena dua kuartal sebelumnya minus, kecuali tiga daerah itu, termasuk Kaltara," ujarnya.
Ia menjelaskan berkat lancarnya program pemulihan ekonomi dilakukan oleh pusat dan daerah, maka bisa ditingkatkan beberapa lapangan usaha.
Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha pengadaan listrik dan gas sebesar 13,46 persen, diikuti konstruksi sebesar 12,63 persen.
Lapangan usaha lain yang tumbuh adalah administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial, pengadaan air, pengelolaan sampah dan daur ulang.
"Sedangkan lapangan usaha lainnya, tumbuh dalam kisaran di bawah 3 persen,” kata Taupan.
Meskipun, katanya ada juga sejumlah lapangan usaha yang mengalami kontraksi.
Lapangan usaha yang mengalami kontraksi yaitu pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 0,15 persen dan jasa perusahaan sebesar 0,12 persen.
Berdasar rilis BPS, Maluku Utara jadi provinsi paling impresif dengan membukukan pertumbuhan ekonomi 6,66 persen.
Dari sisi lapangan usaha, penopang utamanya adalah industri pengolahan yang melonjak 106,98 persen.
Perekonomian Kaltara berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku triwulan III-2020 mencapai Rp25,4 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp15,21 triliun.
Ekonomi Kaltara triwulan III-2020 terhadap triwulan III-2019 tumbuh 1,46 persen (y-on-y). Dibandingkan triwulan sebelumnya, ekonomi Kalimantan Utara triwulan III-2020 terhadap triwulan II-2020 tumbuh sebesar 2,99 persen (q-to-q).
Sebelumnya, Kepala BPS Suhariyanto menyebut kelompok provinsi di Pulau Bali dan Nusa Tenggara mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 6,80 persen pada kwartal-III.
Kontraksi ekonomi untuk dua wilayah tersebut, lebih dalam jika dibandingkan dengan kontraksi pada kuartal sebelumnya yang mencapai minus 6,32 persen.
Baca juga: Sri Mulyani: Dampak COVID-19 di Asia lebih baik dibanding Eropa
Baca juga: Ekonom: Indonesia kecil kemungkinan alami depresi, meski telah resesi
Pewarta: Iskandar Zulkarnaen
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2020