Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat Ngapuli Parangin-angin menyebutkan fenomena "manusia silver" yang saat ini marak terjadi di Jakarta Pusat merupakan imbas dari COVID-19.Ini dampak pandemi
"Ini dampak pandemi ya, kalau dulu bisa kita lihat, tidak ada yang seperti itu. Artinya, ini situasi pandemi yang mempengaruhi ekonomi di masyarakat," kata Ngapuli saat ditemui di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Rabu.
Ngapuli mengatakan ia kerap menjaring dan menemukan 'manusia silver' yang ternyata merupakan remaja-remaja yang memiliki orang tua.
"Kami selalu menjangkau mereka dan mereka selalu langsung dijemput oleh orang tuanya. Kami sudah beri mereka pemahaman agar menjaga anaknya agar tidak lagi melakukan itu karena tidak baik juga," kata Ngapuli.
Menurut Ngapuli "manusia silver" di Jakarta Pusat saat ini diketahui sering muncul di tiga kecamatan yang ramai di hari-hari kerja yaitu Gambir, Tanah Abang, serta Menteng.
Ia mengatakan pihaknya dan Satpol PP Jakarta Pusat kerap melakukan patroli keliling untuk menjaring penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) seperti "manusia silver", namun sayangnya mereka kerap kesulitan karena 'kucing-kucingan' dengan PMKS.
"Tim kami selalu keliling. Tapi, kucing-kucingan. Tim bergerak ke lokasi mereka (PMKS), mereka pun kabur. Ya gitu terus," ujar Ngapuli.
Lebih lanjut, Ngapuli mengimbau masyarakat agar tidak lagi bersedekah atau memberi donasi di jalanan dan menyarankan agar masyarakat berdonasi lewat badan amal.
"Ya salurkan lewat lembaga-lembaga sosial yang dipercaya sehingga di situ akan lebih manusiawi dan lebih baik," ujar Ngapuli.
Baca juga: Sudinsos Jakbar bina remaja"manusia silver" mengemis di Kebon Jeruk
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020