Kapolda Jateng setiba di tempat pengungsian Desa Balerante Klaten, langsung melakukan pengecekan ruang "Closed Circuit Television" (CCTV) dan seismograf yang digunakan untuk memantau aktivitas Gunung Merapi.
Selain itu, Kapolda di ruang tersebut juga melakukan koordinasi dengan kepala BPBD Kabupaten Klaten tentang tata kelola penanganan bencana Erupsi Merapi baik jalur evakuasi, sarana prasarana evakuasi, hingga penanganan di lokasi pengungsian.
Kapolda usai mengecek alat pantau, kemudian melakukan pengecekan kondisi pengungsi, di ruang Aula Balai Desa Balerante, terdapat 88 pengungsi yang terdiri dari 10 balita, 11 anak-anak, 26 lansia, tiga ibu hamil dan menyusui, dua warga sakit, tiga disabilitas dan 33 dewasa. Mereka sudah menempati lokasi pengungsian selama 5 hari ini.
Menurut Kapolda kedatangan bersama rombongan ke Klaten dalam rangka operasi Aman Nusa untuk menangani COVID-19, dan berbagai kejadian kontijensi lainnya seperti erupsi Gunung Merapi.
Kapolda mengatakan dalam penanganan pengungsi tersebut harus mengutamakan aspek protokol kesehatan, baik itu masyarakat maupun petugasnya.
Baca juga: Sultan: pengungsi Gunung Merapi terapkan prokes pencegahan COVID-19
Baca juga: Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava sejauh 700 meter
"Kami tidak mau dalam bencana erupsi Merapi ini, akan timbul klaster baru. Sehingga, Kabid Dokkes sudah kami perintahkan agar bersama dinas kesehatan terkait betul-betul mengawasi masyarakat yang terdampak erupsi." kata Kapolda
Selain itu, Kapolda juga menekankan penggunaan kearifan lokal dalam penanganan erupsi Gunung Merapi. Kearifan lokal yang dimaksudkan, melibatkan masyarakat lokal untuk menjadi relawan. Hal ini, dinilai lebih menguntungkan karena masyarakat lokal sangat paham dengan kondisi lapangan.
Hal tersebut, kata Kapolda, sudah menjadi kesepakatan BPBD, relawan, dan masyarakat setempat. Contohnya di Balerante ini, Kepala Desanya paham betul kondisi desanya tentunya tetap didukung anggota TNI-Polri.
"Yang jelas Polres, Kodim dan Pemda setempat sudah siap dalam rangka menangani erupsi Merapi," kata Kapolda.
Menyinggung soal evakuasi ternak, Kapolda menjelaskan bahwa atas inisiatif Kapolres dan para relawan, ternak-ternak ini sudah disiapkan lokasi khusus. Di lokasi ini nantinya akan ada petugas yang jaga. Kesiapan evakuasi mandiri juga dinilai Kapolda sudah sangat baik.
Masyarakat sudah dilatihkan untuk menyiagakan kendaraan pribadinya, jika sewaktu-waktu harus evakuasi darurat termasuk kesiapan sarana evakuasi massal mandiri.
Kapolda dalam kunjungannya di lokasi pengungsian di Desa Balerante Klaten didampingi sejumlah pejabat utama Polda Jateng antara lain Dirlantas, Dirsabhara, Kabid Dokkes, Karolog, Dansat Brimob, Kabid Propam dan Kabid Humas.
Bahkan, pejabat daerah yang ikut hadir dalam kegiatan tersebut selain Kapolres Klaten AKBP Edi Suranta Sitepu, Kasdim 0723/Klaten Mayor Inf. Ustadi Rahmat, Kepala BPBD Kabupaten Klaten, Sip Anwar, dan sejumlah aparat pemerintahan kecamatan dan desa setempat.
Pada kesempatan tersebut Kapolda telah menyerahkan bantuan sembako untuk para pengungsi di Desa Balerante Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, dan kemudian meninggalkan lokasi menuju tempat pengungsian di Kabupaten Boyolali.
Baca juga: PMI distribusikan bantuan ke lokasi terdampak erupsi Gunung Merapi
Baca juga: Puluhan warga di lereng Merapi dievakuasi ke TPPS Desa Tlogolele
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020