"Pneumonia masih menjadi salah satu penyebab utama kematian pada balita dan sesungguhnya dapat dicegah dan diobati. Oleh karena itu pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama agar anak-anak Indonesia terbabas dari pneumonia," ujar Wury Ma'ruf Amin dalam acara Perayaan Hari Pneumonia Dunia secara daring, Kamis.
Baca juga: Istri Wapres Ma'ruf Amin dijadwalkan buka pelatihan E-Smart IKM Babel
Baca juga: Kenali pneumonia yang sering dianggap sebatas pilek
Baca juga: Empat langkah pencegahan pneumonia pada lansia
Baca juga: Empat fakta yang harus diketahui orangtua mengenai pneumonia anak
Untuk mencegah anak terkena pneumonia, Wury meminta para orang tua memastikan anak mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan, pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) berkualitas dan melanjutkan ASI hingga dua tahun, lalu menuntaskan imunisiasi.
Selain itu, beliau juga menganjurkan orang tua mengobati anak dengan membawanya ke fasilitas kesehatan jika mereka sakit, memastikan anak tercukupi gizinya, hidup bersih dan sehat dan memantau tumbuh kembangnya.
Hal senada juga diungkapkan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Dia mengatakan, demi mencegah pneumonia, orang tua juga bisa memanfaatkan buku kesehatan anak untuk mendapatkan informasi kesehatan mereka.
Pneumonia sendiri merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru akibat virus, bakteri, parasit atau jamur yang ditularkan melalui udara dan merupakan penyakit berbahaya bagi kelompok rentan.
Penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan utama pada balita di dunia terutama di negara berkembang. Berdasakan laporan WHO tahun 2017, sekitar15 persen dari kematian anak di bawah 5 tahun disebabkan pneumonia.
Kemudian, berdasarkan sampel registrasi Balitbangkes tahun 2016, pneumonia dialami 800.000 anak Indonesia dan menyebabkan 10 persen kematian balita.
Pemerintah, sambung Terawan berupaya berkomitmen menanggulangi pneumonia melalui peningkatan tata kelola pneumonia melalui akses pelayanan kesehatan balita dengan pneumonia, meningkatkan peran serta masyarakat dalam rangka deteksi dini penyakit itu serta perluasan introduksi imunisasi PCV secara bertahap untuk menurunkan angka kematian balita karena pneumonia.
"Saya mengimbau semua pihak untuk berkontribusi mencegah pneumonia dengan mengkampanyekan perilaku hidup bersih dan sehat. Keluarga berperan besar terhadap kesehatan anak sebagai generasi penerus bangsa yang harus mendapat perlindungan dan hak kesehatan," tutur dia.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengingatkan, para ibu dan ayah bekerja sama berpartisipasi menjaga kesehatan anak, termasuk pemenuhan gizi anak yang berkontribusi untuk mencegah mereka terkena pneumonia.
Dia berpesan, para ibu untuk terus menambah pengetahuan dan informasi mengenai pemenuhan gizi anak yang seimbang dan berkomitmen memberikan ASI eksklusif. Sementara untuk para ayah, diharapkan mereka bisa membangun empati, mempunyai sikap positif dan pengetahuan luas tentang pengasuhan anak.
"Ayah juga harus turut menjamin pemenuhan kebutuhan selama ibu menyusui termasuk memastikan ibu mengonsumsi makanan sehat, tidak dehidrasi dan istirahat yang cukup," demikian kata Bintang.
Baca juga: Mengenal penyakit pneumonia atau infeksi paru-paru
Baca juga: Dokter: Bedakan pneumonia karena COVID-19 atau bakteri dengan tes swab
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020