"Banyaknya kaum pria ber-KB di kota ini yang tercatat mencapai 623 pria hingga November 2020, maka ke depan mereka diharapkan menjadi motivator aktif bagi kaum pria lainnya mengajak mereka mengikuti program yang sama dan menceritakan pengalamannya bahwa menjadi peserta KB pria sangat diperlukan, guna mendorong peningkatan keluarga sejahtera," kata Evi di Pekanbaru, Rabu.
Baca juga: Kepala BKKBN sebut ketahanan pangan tentukan kualitas SDM
Evi mengatakan itu pada acara sosialisasi Pelayanan KB Pria di sekretariat Ayah Hebat Berkah Bersama, Kelurahan Air Dingin Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru bersamaan dengan dimeriahkannya HUT pertama Ayah Hebat Kelurahan Air Dingin (10 November).
Menurut Evi, pengakuan pria ber-KB juga dibutuhkan untuk mendorong penjaringan kaum pria untuk ber-KB lebih banyak lagi karena setelah mendengarkan pengalamannya maka kaum pria lainnya akan lebih percaya dan diharapkan terdorong ikut, sehingga kepesertaan pria pada program tersebut dapat meningkat.
Baca juga: BKKBN gandeng HIPMI perkuat ekonomi keluarga hadapi COVID-19
Ia mengatakan, Pekanbaru pantas menjadi motivator pria ber-KB nasional karena pencapaian jumlah peserta pria nasional masih rendah atau baru 2,5 persen.
"Rendahnya partisipasi pria ber-KB masih disebabkan oleh faktor budaya patriki bahwa kaum laki dianggap kepala rumah tangga dan mencari nafkah sedangkan urusan KB diserahkan kepada kaum perempuan, " katanya.
Baca juga: 24 provinsi ikuti pengukuhan Perkadis, guna eratkan BKKBN dan OPD-KB
Selain itu, jika pria ber-KB MOP dianggap kebiri padahal bukan kebiri. Faktor ibu sendiri yang menyatakan lebih senang ber-KB karena khawatir jika suami ber-KB maka mereka akan bisa berbuat yang negatif.
Disamping itu juga faktor pengaruh tokoh agama, namun demikian insyaAllah akan ada tambahan Alkon berupa pil KB pria selain MOP dan kondom itu. Untuk informasi tentang pil KB pria ini bisa dijelaskan pada webinar digelar Universitas Airlangga Pil Fandarusa.
Pewarta: Frislidia
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020