• Beranda
  • Berita
  • China hadapi risiko penularan COVID-19 karena kasus impor

China hadapi risiko penularan COVID-19 karena kasus impor

12 November 2020 20:07 WIB
China hadapi risiko penularan COVID-19 karena kasus impor
Seorang pria dengan memakai masker berswafoto di depan instalasi bunga berbentuk petugas medis yang berjuang melawan virus corona (COVID-19), yang dipasang menjelang Hari Nasional China pada 1 Oktober, di Changan Avenue, Beijing, China, Jumat (25/9/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Tingshu Wang/wsj/djo/am.
China menghadapi peningkatan risiko penularan lokal COVID-19 pada musim dingin karena kasus-kasus impor akibat penyebaran pandemi global semakin cepat.

Selama musim dingin, mungkin ada kasus sporadis di beberapa daerah di China dan beberapa kasus klaster di wilayah-wilayah lainnya.

"Upaya pencegahan dan pengendalian epidemi China tidak bisa dilonggarkan untuk sesaat," kata Li Bin, wakil kepala Komisi Kesehatan Nasional pada konferensi pers, Kamis.

Negara-negara seperti India, Brazil, dan Prancis melaporkan puluhan ribu infeksi baru setiap hari.

Sebaliknya, China telah mengendalikan sebagian besar penyebaran virus corona sejak awal musim panas, meskipun masih mencatat kelompok infeksi secara berkala di beberapa bagian negara.

Dalam sepekan terakhir, beberapa kasus lokal yang terkait dengan impor makanan telah muncul di kota pelabuhan utara Tianjin, sementara seorang pekerja bandara di Shanghai telah tertular virus meskipun ia tidak melakukan kontak langsung dengan pasien yang terinfeksi.

China mencatat peningkatan kasus impor di antara pelancong yang datang dari luar negeri.

Negara itu terus menghentikan pemberian visa untuk beberapa warga negara asing sementara membatasi pergerakan keluar yang tidak mendesak oleh warga China, kata wakil komisaris Administrasi Imigrasi Nasional Yin Chengji.

China juga telah mengambil langkah-langkah yang lebih tegas terhadap makanan beku impor, setelah melakukan pemeriksaan acak pada lebih dari 870.000 sampel, kata seorang pejabat di Administrasi Umum Bea Cukai Bi Kexin pada konferensi pers yang sama.

Mereka menuntut sertifikasi dari pemasok, dan regulator pasar harus mengambil tindakan lebih keras terhadap makanan beku yang tidak dapat dilacak, kata Chen Xu, seorang pejabat di Administrasi Negara untuk Peraturan Pasar.

Saat ditanya apakah China akan mengatur koridor perjalanan dengan negara-negara yang tidak terlalu terpengaruh oleh virus, Wakil Menteri Luar Negeri Luo Zhaohui mengatakan sekarang bukan waktu yang tepat.

"Untuk koridor perjalanan tertutup kami tidak menyangkal kemungkinan ini, tetapi kami pikir kondisinya belum tepat," kata Luo.

Hong Kong dan Singapura telah sepakat untuk membuka koridor perjalanan pertama di Asia pada akhir November.

Ketika ditanya apakah China akan menerima dan membantu merawat pasien dari negara lain, Luo mengatakan China dapat mempertimbangkan untuk mengirim ahli China ke negara-negara tersebut untuk memberikan bantuan.

Dia juga memperingatkan warga China agar tidak melakukan perjalanan ke luar negeri.

"Saran kami jangan pergi ke luar negeri," kata Luo.


Sumber: Reuters

Baca juga: Pemimpin Hong Kong bahas virus corona, bantuan ekonomi dengan Beijing

Baca juga: Otoritas China: Kemasan daging beku impor dari Brazil positif corona

Baca juga: Kenaikan COVID-19 impor jadi alasan China larang kedatangan WNA



 

Kemenkes: siapkan izin darurat vaksin COVID-19, BPOM ke China

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020