Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin mengatakan bahwa kekuatan mental menjadi salah satu faktor yang menentukan dalam proses perekrutan pemain di PB Djarum.
Dalam bincang media virtual bertajuk "Perjuangan Klub dalam Melahirkan Pahlawan Bulutangkis Indonesia", Kamis, Yoppy menyebut postur tubuh, kekuatan fisik maupun teknik memang dipertimbangkan. Namun melihat mayoritas pemain di Indonesia yang ternyata memiliki kemampuan teknik yang di atas rata-rata, maka mental menjadi yang utama.
“Hampir mayoritas pemain di Indonesia tekniknya bagus di atas rata-rata. Tapi secara karakter dan mental itu perlu ditingkatkan dan diasah,” tutur Yoppy.
Faktor mental diutamakan karena sangat berpengaruh dalam sebuah pertandingan. Tak hanya itu, jika mental sudah terbentuk maka mereka juga bisa dengan gigih mengatasi berbagai masalah.
Baca juga: Ahsan /Hendra beberkan laga terberat yang pernah dilakoni
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Harian PB Jaya Raya Imelda Wiguna. Imelda yang berhasil meraih gelar juara All England 1979 di nomor ganda campuran bersama Christian Hadinata itu menyebut bahwa dirinya sangat mempertimbangkan faktor mental dalam proses perekrutan.
“Jika tekniknya bagus kemudian fisiknya hebat, tentu klub tertarik untuk membina si atlet. Tapi saya menitikberatkan pada masalah mental si atlet pada saat perekrutan, karena ini bukan hal yang mudah dan harus menjadi perhatian khusus," paparnya.
Menurut Imelda, klub berperan besar untuk mengasah kemampuan dan mental atlet yang kelak akan membela Indonesia di kancah dunia. Untuk itu, baik Yoppy maupun Imelda sepakat bahwa menelurkan pebulu tangkis muda berbakat tidaklah mudah. Semua melewati proses yang sulit, panjang, dan penuh pengorbanan, dan klub merupakan pondasi awal dalam mencetak atlet-atlet berprestasi.
Salah satu atlet binaan PB Djarum Mohammad Ahsan, yang juga hadir dalam bincang media, setuju bahwa faktor mental dan jam terbang menjadi dua hal penting yang berpengaruh baginya sehingga bisa berada di titik sekarang, menjadi juara di berbagai kejuaraan bergengsi dunia.
“Kalau sudah di lapangan, kami nothing to lose saja karena kami sudah latihan bertahun-tahun....Jadi selain pengalaman bertanding, tetap harus punya mental (kuat) sehingga bisa terbiasa dengan keadaan dan tekanan,” kata Ahsan.
Hal senada juga diutarakan oleh Hendra. "Untuk atlet bulu tangkis yang nomor satu adalah mental karena itu kalau main bagus tapi mental jelek ya di lapangan gemetar. Kalau mikir ke sana jadinya mental semakin berantakan," ujar Hendra menimpali.
Baca juga: Ahsan/Hendra siapkan mental hadapi tur Asia dan BWF World Finals 2021
Baca juga: Agung Firman pimpin PBSI, targetkan bawa pulang Thomas-Uber
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2020