"Sempat kita minta, daripada nganggur bagusnya dihibahkan aja untuk bus sekolah," ungkapnya di Cibinong, Bogor.
Menurutnya, dari sekitar 300 bus terlantar, sebagian masih nampak layak fungsi. Maka, saat itu ia meminta agar bus-bus yang cenderung masih berfungsi baik, bisa dimanfaatkan.
Pasalnya, ketika bus itu dibiarkan terus terlantar berpotensi banyak dampak sosial. Dampak sosial itu mulai dari digunakannya sebagai tempat mesum, hingga rentan menjadi sarang nyamuk.
Baca juga: 10 armada damkar padamkan puluhan bus Transjakarta di Bogor
Baca juga: Bupati ingin ratusan Transjakarta terlantar di Bogor jadi Bus Sekolah
Namun, rupanya bus-bus berlabel Transjakarta itu bukan milik PT TransJakarta. Sehingga, niatan Ade Yasin tak terealisasi, sampai akhirnya belakangan perusahaan swasta pemilik bangkai bus tersebut memusnahkannya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Kabupaten Bogor, Mamur menyebutkan bahwa pihaknya menerima laporan terbakarnya puluhan bus Transjakarta sekitar pukul 14.00 WIB, kemudian berhasil memadamkannya pada pukul 16.55 WIB dengan mengerahkan lebih dari 10 armada damkar.
"Pemiliknya belum diketahui, pelapor warga setempat. Sedangkan sumber api diduga dari proses pengelasan," kata Mamur.
Ia mengatakan, meski pemadaman api sudah selesai pada Jumat sore, tapi hingga kini pihak Disdamkar terus melakukan pendinginan demi mengantisipasi kembali timbulnya api.*
Baca juga: TransJakarta bantah terlibat dengan bus mangkrak di Ciputat dan Bogor
Baca juga: Transjakarta pastikan bus mangkrak di Ciputat-Bogor bukan miliknya
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020