"Terkadang juga dia pemain hebat tapi enggak berbakat untuk melatih enggak ada leadership-nya (kepemimpian). Nah itu yang harus kita benahi. Kalau pelatih kalah dengan pemain, mengikuti apa yang diinginkan pemain, yah (sepakbola) akan begitu-begitu saja," ujar Menpora saat menutup kursus kepelatihan lisensi C PSSI di Bali, seperti disiarkan lansung lewat kanal YouTube, Sabtu.
Sebelumnya, sebanyak 26 orang mengikuti kursus kepelatihan lisensi C PSSI yang digelar di Bali sejak 1 hingga 16 November 2020. Di antara peserta tersebut, hampir semuanya merupakan pemain yang masih aktif baik di Liga 1 dan Liga 2.
Sejumlah nama-nama beken turut serta dalam kepelatihan tersebut seperti Boas Solossa, Ahmad Jufriyanto, Rizki Pora, hingga kiper Persib Bandung Deden Natsir. Mereka ditempa oleh pelatih senior Mundari Karya dan Yeyen Tumena.
Baca juga: Menpora sebut Indonesia kekurangan pelatih di berbagai cabang olahraga
Menpora tak ingin ada kejadian di mana salah satu pemain membangkang dari setiap instruksi yang diberikan pelatih. Bahkan ada atlet yang tak ingin bergabung dalam latihan karena pelatih lamanya tak diikutsertakan dalam sebuah program.
Menurut dia, program kursus kepelatihan lisensi C PSSI tersebut berdasarkan inisiasi federasi dan Kemenpora. Merujuk pada Inpres Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Persepakbolaan Nasional, kursus itu masuk dalam akselerasi peningkatan prestasi olahraga nasional.
Ia yakin semakin banyaknya pelatih-pelatih profesional akan mendorong prestasi yang bisa diraih di masa depan. Maka dari itu, Menpora berharap agar ilmu yang didapatkan bisa diterapkan dengan sebaik-baiknya.
"Terakhir, bekal yang didapatkan mudah-mudahan tak sia-sia. Gunakan dengan baik dan kalau jadi pelatih jadilah pelatih yang baik jangan balas dendam, misal dulu dikasari pelatih, sekarang mau mengasari anak-anak. Jangan," kata dia.
Terakhir Menpora juga menyampaikan apabila kursus kepelatihan kembali diadakan, calon pelatih yang disaring benar-benar memiliki minat dan bidang tersebut bukan karena kedekatan semata.
"Kalau nanti ada lagi, diseleksi betul enggak boleh karena kenal, ga boleh karena apa, sebab tujuan pemerintah untuk mengakselerasi pembangunan menurut inpres, tak sia-sia," kata dia.
Baca juga: Kemenpora buat "Senam Sundul Langit" terinspirasi dari sepak bola
Baca juga: Pemerintah uji publik grand-design olah raga nasional di Medan
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2020