Korea Selatan memutuskan untuk memperketat aturan jaga jarak sosial di wilayah Seoul di tengah lonjakan kasus COVID-19, demikian Perdana Menteri Chung Sye-kyun pada Selasa.Keputusan hari ini akan menyebabkan ketidaknyamanan yang lebih besar dalam kehidupan sehari-hari kami
Aturan tersebut akan melarang pertemuan publik 100 orang lebih, membatasi layanan keagamaan dan penonton turnamen olahraga hingga kapasitas 30 persen, serta mewajibkan fasilitas berisiko tinggi seperti kelab dan bar karaoke memperluas jarak di antara para tamu.
Korea Selatan menjadi salah satu kisah sukses mitigasi virus corona di dunia setelah menangani epidemi COVID-19 besar pertama di luar China, dengan pengujian dan pelacakan agresif. Namun, Korsel hingga kini masih memerangi lonjakan infeksi.
Baca juga: Muncul kasus positif, Korsel minta pelayat bos Samsung tes COVID
Baca juga: Kasus COVID-19 bertambah, Korsel perluas kebijakan penggunaan masker
Keputusan itu diambil setelah jumlah kasus harian COVID-19 berada di atas angka 200 selama tiga hari berturut-turut pada Senin, yang tertinggi sejak awal September. Kondisi itu diperparah dengan sejumlah wabah klaster yang berasal dari kantor, fasilitas medis dan pertemuan kecil di daerah Seoul yang padat penduduk.
"Upaya anti-virus corona kami sedang menghadapi krisis, dan situasinya sangat serius di wilayah metropolitan Seoul," kata Chung seraya memperingatkan bahwa separuh dari 52 juta penduduk Korsel tinggal di wilayah tersebut.
"Keputusan hari ini akan menyebabkan ketidaknyamanan yang lebih besar dalam kehidupan sehari-hari kami ... namun, berdasarkan pengalaman, kami semua tahu bahwa akan muncul krisis yang lebih besar jika kami tidak bertindak sekarang."
Sumber: Reuters
Baca juga: Korsel pertimbangkan jaga jarak lebih ketat akibat lonjakan COVID-19
Baca juga: Korsel laporkan kasus COVID di atas 200, pertama sejak September
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020