Ketua KPU Kota Surakarta Nurul Sutarti, di Solo, Selasa mengatakan, kegiatan perakitan kotak suara sebanyak 2.522 lembar telah dimulai untuk digunakan di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS), kemudian proses rekap di tingkat kecamatan dan kota pada pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surakarta.
"Kegiatan perakitan kotak suara ini, karena pandemi COVID-19, tenaga kerja harus sesuap protokol kesehatan," kata Nurul Sutarti.
Pihaknya dalam perakitan kotak suara dengan menggunakan 8 tenaga kerja dari luar KPU. Artinya, jumlah kota suara yang dirakit dengan 8 orang ditargetkan selesai selama tiga hari ke depan. Jika tidak selesai tenaga kerja akan ditambah yang terpenting tetap menerapkan protokol kesehatan.
Baca juga: KPU Gunung Kidul sosialisasi tata cara pencoblosan
Menurut Nurul Sutarti pegawai atau tenaga kerja sebelum masuk ruangan perakitan harus diukur suhu badannya, mencuci tangan dengan sabun, menggunakan masker, baru proses menempatkan diri dengan menjaga jarak satu meter, dan semua peralatan sudah disemprot disinfektan atau sterilisasi.
Menurut Nurul Sutarti setelah kotak suara dirakit prosesnya masih lama nanti masih ada kegiatan sortir dan pelipatan surat suara, pengepakan, pengesetan, dan baru didistribusikan ke TPS-TPS. Intinya kegiatan distribusi logistik pada H-1 pemungutan suara harus ada di TPS-TPS.
"Kotak Suara ini, setiap TPS satu buah, sedangkan bilik suara ada lima dan satu khusus untuk pemilih yang suhunya di atas 37 derajat celsius. Satu kotak suara mobile khusus untuk pemilih yang sedang menjalan karantina mandiri di rumahnya," kata Nurul.
Nurul mengatakan logistik alat pelindung diri (APD) yang sudah datang di KPU Surakarta, antara lain masker, hand sanitizer, face shield, ember untuk cuci tangan, cairan disinfektan, kaos tangan plastik pemilih untuk sekali pakai, tisu, pakaian hazmat, sedangkan yang belum alat termogun.
Logistik untuk proses pencoblosan antara lain yang belum datang di KPU Surakarta, surat suara, form, dan template. Untuk surat suara baru dicetak dan nanti selesai pada tanggal 21 November mendatang.
Nurul menerangkan bagi pemilih yang menjalani karantina mandiri, prosedurnya nanti pelayanan jika di rumah sakit sudah jelas dengan para medis, tetapi pemilih isolasi mandiri di rumah nanti ada petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) dengan mengenakan pakaian hazmat akan mendatangi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Petugas KPPS yang melayani pemilih isolasi mandiri dengan pakaian khusus hazmat, mengurangi bicara, menjaga jarak, sebelum mencoblos diharusnya mencuci tangan dengan sabun, alat tulisnya juga sendiri," kata Nurul.
Baca juga: Pelaku UMKM eks Dolly Surabaya berharap perhatian cawali Surabaya
Baca juga: KPU siapkan bilik suara khusus pemilih bersuhu di atas 37,3 derajat
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2020